SAGA

Begini Rasanya Menumpang KRL Commuter Jabodetabek

Meski ada tiga loket tiket yang dibuka, namun antrean penumpang tetap mengular . Hanya ada satu loket yang tidak tampak antrean, yaitu loket tiket multi trip atau kartu tiket perjalanan terusan

AUTHOR / Evilin Falanta

Begini Rasanya Menumpang KRL Commuter Jabodetabek
KRL Commuter Jabodetabek, PT KAI, Ignatius Jonan, KRL Mania, Jakarta

KBR68H - Sejumlah penumpang mengeluhkan terganggunya  kenyamanan mereka saat menunggu dan  menumpang KRL Commuter Jabodetabek.  Selain harus berdesak-desakan, sebagian penumpang kesal dengan kedatangan kereta yang masih terlambat. Ini buah dari diterapkannya sistem tarif progresif serta penggunaan kartu elektronik dari PT Kereta Api Indonesia. KBR68H datang ke stasiun bergabung bersama ratusan penumpang, ikut merasakan layanan KAI tersebut.

Pagi itu  Stasiun Kereta Api Cakung , Jakarta Timur mulai dipadati calon penumpang. Jarum jam menujukan pukul 07.00, bersama ratusan orang, KBR68H juga ikut mengantre tiket di loket stasiun.

Waktu  yang dihabiskan untuk antre membeli tiket single trip atau kartu tiket perjalanan tunggal sekitar 20 menit. Meski ada tiga loket tiket yang dibuka, namun antrean penumpang tetap mengular . Hanya ada satu loket yang tidak tampak antrean, yaitu loket  tiket multi trip atau kartu tiket perjalanan terusan . Namun, tampaknya banyak orang lebih memilih membeli tiket single trip.

Usai memperoleh tiket,  penumpang bergegas menuju pintu masuk peron atau ruang tunggu penumpang di dalam stasiun. Sebuah plang pembatas yang terbuat dari besi nampak menutupi jalur masuk ke peron.

Pembatas besi itu baru dapat berputar, bila penumpang telah menempelkan tiket elektroniknya pada alat sensor yang ada.  

Ketika memasuki peron, pemandangan yang terlihat nampak berbeda. Kesan stasiun kereta api yang kumuh dan berantakan, sirna.  Di Stasiun Cakung suasana di dalam stasiun—termasuk jalur rel— nampak rapi dan bersih dari sampah.  Bisa jadi ini dampak dari  penerapan sistem tiket elektronik. Di mana  kini tak sembarangan orang bisa lalu-lalang di area peron seperti aktivitas pedagang kaki lima.

Setibanya  di  peron stasiun, ratusan penumpang  tengah antre menunggu kereta tujuan mereka datang.


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!