KBR, Jakarta - Pagi di kampus Atma Jaya, Jakarta. Puluhan orang menggelar tabur bunga bagi 17 korban Semanggi 1 yang tujuh di antaranya adalah mahasiswa.
Untuk tahun ini, adalah peringatan yang ke-17 kalinya.
Doa pun dipanjatkan untuk Benardinus Realino Norma Irawan atau Wawan, mahasiswa yang tewas ditembak ketika peristiwa itu terjadi.
"Wawan tidak mati, semangat Wawan tetap hidup dan berlipat ganda," bisik Maria Catarina Sumarsih, ibu Wawan.
"Saya percaya suatu ketika kami orangtua korban sudah dijemput ajal, tetapi tuntutan untuk penyelesaian kasus penembakan mahasiswa ini akan terus disuarakan dan didesakkan oleh anak muda dari generasi ke generasi berikutnya," sambungnya.
Di seberang kampus Atma Jaya ada menara BRI –lokasi yang diduga arah tembakan berasal.
Ayah Wawan, Arief Priadi, menatap menara itu. "Yang saya bayangkan moncong-moncong senjata dari sana. Ini sudah banyak perubahan, termasuk pagar Atma Jaya itu dulu ada yang terkena peluru, tapi sekarang sudah berubah. Jadi Wawan dulu ketembaknya di belakang pos satpam," ucapnya lirih.
Peristiwa Semanggi 1 terjadi pada 13 November 1998. Ketika itu, mahasiswa berdemo menolak Sidang Istimewa MPR 1998 dan juga menentang dwifungsi ABRI/TNI.
Siang sekitar pukul 15.30 WIB, aparat yang terdiri dari Brimob, Batalyon 305 Kostrad, dan Pasukan Anti-Huru-Hara (PHH) Kodam Jaya merapatkan barikade.
Tiba-tiba aparat merangsek maju. Ledakan gas air mata terdengar berdentum-dentum. Massa pun buyar. Panser menembakkan water canon. Lalu secara membabi buta aparat menembak dengan moncong senapan ditujukan ke arah massa.
Tapi hingga 17 tahun berlalu, pemerintah tak pernah menyeret pelakunya ke meja persidangan.
Malah kini, pemerintahan Jokowi menyatakan kasus HAM masa lalu akan diselesaikan secara rekonsiliasi dan bukan pengadilan. Tapi bukan itu yang Sumarsih mau.
"Jaksa Agung akan menyelesaikan kasus Trisakti, Semanggi 1 dan 2, secara non-yudisial, berarti tidak mendukung program pemerintahan Jokowi," ucap Sumarsih.
Tahun ini, mereka putuskan memprotes rencana itu. Berbekal pengeras suara, puluhan mahasiswa berangkat ke depan Istana Negara untuk unjuk rasa.
Sial, mereka langsung dihadang puluhan polisi yang membuat barikade. Mereka diarahkan menjauh.
"Dia bilang ada tamu negara. Kita disuruh menunggu 30 menit dulu baru boleh long march dan kita nggak boleh ke daerah sana, kita di sini saja," kata Natado Putrawan adalah mahasiswa Atma Jaya yang memimpin unjuk rasa.
Dari luar pagar, terlihat Paspampres berjaga di halaman Istana Negara. Rupanya presiden sedang menerima surat kepercayaan duta besar dari 8 negara. Adakah Presiden Jokowi melihat rombongan mahasiswa ini?
"Yang kami tahu hari ini Presiden bukan terima tamu negara. Tapi yang kami tahu hari ini kami memperingati 17 tahun Tragedi Semanggi 1 yang belum selesai, yang belum dituntaskan oleh presiden. Itu yang kami tahu."
Polisi lantas mengusir massa dengan dalih UU 9 tahun 1998 yang melarang unjuk rasa di jarak 100 meter dari istana. Ditambah Pergub DKI Jakarta tentang Unjuk Rasa yang baru dikeluarkan.
Tapi Sumarsih bilang UU HAM juga harus dilaksanakan. "Jangan UU 26 tahun 2000 diabaikan jadi alat impunitas bagi para penjahat HAM. Sementara UU 9 tahun 1998 akan dipakai untuk menindas orang-orang yang sudah ditindas," akunya.
Peringatan Semanggi 1 sudah memasuki tahun ke-17 dan masih tanpa jawaban. Bahkan, Aksi Kamisan untuk mengenang korban pelanggaran HAM sudah sampai ke-419.
Aktivis Kontras, Puri Kencana, mengatakan pemerintah terlalu lama menutup mata. "Sepelan itu dan sepayah itu. Karena kita bicara tentang birokrasi yang bobrok, sistem penegakkan hukum yang korup, dan fungsi penyelidikan yang sangat payah di Indonesia – untuk memberikan perlindungan HAM dan jaminan kepastian hukum kepada keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu."
Satu harapan Sumarsih: presiden membuat pengadilan HAM ad hoc dan pelaku diadili. Tahun depan jangan ada lagi peringatan Tragedi Semanggi.
"Untuk menuju hal-hal baik itu proses perjuangannya sangat lama, dan kita memerlukan kesetiaan dan ketekunan dalam langkah yang kita ambil di dalam mencapai perjuangan itu," tutup Sumarsih.
Editor: Quinawaty Pasaribu
Menagih Penuntasan 17 Tahun Tragedi Semanggi 1
"Yang saya bayangkan moncong-moncong senjata dari sana. Ini sudah banyak perubahan, termasuk pagar Atma Jaya itu dulu ada yang terkena peluru. Jadi Wawan dulu ketembaknya di belakang pos satpam."

Aksi Kamisan -menuntut penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu- di depan Istana Negara. Foto: KBR
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Utang Negara Kian Meningkat
Kabar Baru Jam 7
Menyoal Program Restrukturisasi Jiwasraya
Kabar Baru Jam 8
Kapan Kekebalan Terbentuk Usai Vaksinasi Covid-19?