KBR, Jakarta - Sidang Rakyat Internasional untuk kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi pada 1965, terus berlanjut dari suara seorang peneliti.
Ngesti, meneliti pembunuhan massal di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tahun 2010.
Bersaksi dibalik tirai –demi alasan keamanan, ia membeberkan semuanya.
“Kami melakukan penelitian di Nusa Tenggara Timur di enam wilayah tahun 2011. Dari enam wilayah itu, Sumba Sabu Raijua, Kupang, Kupang Timur, Timor Tengah Selatan dan Pulau Alor.”
Di sana, ia mencatat ada 861 pembunuhan yang mayoritas laki-laki.
“Kami menemukan dari penelitian itu korban yang dibunuh di tiga pulau, di pulau satu 34 orang laki-laki dibunuh dengan ditembak tanggal 29 dan 30 Maret 1966. Sumba Barat dan Timur 40 orang laki-laki dibunuh. Alor 49 laki-laki dibunuh dengan ditembak. Di Kupang Timur 38 laki-laki dibunuh dengan ditembak. Di Timor Tengah Selatan 700 laki-laki dibunuh dengan ditembak periode 1966.”
Selama penelitian pula, Ngesti mewawancarai hampir 100 orang; istri korban yang suaminya hilang dan mati dibunuh dan tokoh masyakarat setempat.
“Dan narasumber dari istri para korban dan keluarga pelaku dan saksi yang diperintahkan untuk menangkap dan membawa korban ke tempat eksekusi. Tokoh gereja, tokoh masyarakat, 100 narasumber yang kami peroleh di Nusa Tenggara Timur.”
Ratusan saksi itu menurut Ngesti, diberi komando untuk membunuh oleh tentara yang berada di masing-masing wilayah kabupaten dan kecamatan.
“Dari temuan kami penelitian menunjukkan bahwa yang memberi komando aparat TNI dan polisi sekaligus mereka regu penembak para korban. Di kabupaten-kabupaten Sumbara Barat Sumba Timur, Sabu Raijua, Kupang Timur, TTS dan Kabupaten Alor.”
“Menurut kesaksian mereka, mereka diperintahkan oleh aparat dan kalau mereka tak melakukan hal itu, mereka akan dibunuh. Aparat itu adalah TNI dan Polisi.”
Penelitian pembunuhan massal di Nusa Tenggara Timur (NTT) dilakukan oleh beberapa tim dari organisasi Ngesti berada. Dari situ, diketahui, alasan mengapa ratusan orang itu dibunuh.
“Alasan mereka dibunuh ada beberapa, pertama mereka sebagai pengurus partai politik komunis Indonesia atau anggota atau dituudh sebagai anggota partai politik. Alasan lain, mereka adalah anggota masyarakat yang menerima bantuan dari PKI. Dan mereka belum beragama resmi, masih beragama suku.”
Bahkan kata dia, sebelum ada pembunuhan, penyiksaan juga terjadi oleh tentara dan masyarakat setempat.
“Kami menemukan bahwa ada penahanan dan menyiksa sampai pada pembunuhan. Selama mereka ditangkap dan dibawa dari rumah ke tempat penahanan, mereka mendapat kekerasan yang luar biasa dari tim eksekusi dari TNI dan dibantu pemuda gereja dan ada massa.”
Hasil penelitian Ngesti dan teman-temannya itu lantas dibukukan pada akhir September 2013. Buku itu kemudian diserahkan ke Komnas Perempuan.
“Pada waktu peluncuran hasil penelitian berupa buku di Kupang, diundang teman-teman Komnas Perempuan dan diserahkan secara resmi oleh organisasi kami kepada teman Komnas Perempuan. Peluncuran buka tahun 30 September 2013.”
Dari Ngesti, kesaksian tentang penyiksaan dan kekerasan seksual juga muncul. Ikuti terus kisah dari Pengadilan Rakyat Internasional di Den Haag, Belanda, bagian ketiga .
Editor: Quinawaty Pasaribu
IPT 1965, Ngesti: Pembunuhan Massal di NTT Dikomandoi TNI
“Dari temuan kami penelitian menunjukkan bahwa yang memberi komando aparat TNI dan polisi sekaligus mereka regu penembak para korban."

Ilustrasi International People's Tribunal (IPT) 1965 di Den Haag, Belanda.
Berita Terkait
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Menyoal Program Restrukturisasi Jiwasraya
Kabar Baru Jam 8
Kapan Kekebalan Terbentuk Usai Vaksinasi Covid-19?
Kabar Baru Jam 10