SAGA

Membangun Ulang Benteng Tsunami (2)

"Wilayah Segara Anakan dulu terkenal dengan hutan bakaunya yang luas hingga 8000 hektar lebih. Namun, sejak maraknya pembalakan pada akhir 1980-an, luasan perairan dan hutan bakau terus menyusut."

Gungun Gunawan

Membangun Ulang Benteng Tsunami (2)
Wahyono, Cilacap, Segara Anakan, Hutan Bakau, Tsunami

Rusak Lingkungan

Akibat hutan bakau rusak jumlah ikanpun makin berkurang. Sebab tempat memijahkan telur ikan  semakin terbatas. Kerusakan lingkungan lainnya sedimentasi yang semakin tidak terkontrol. Luasan laguna pun makin sempit.  Kepala Dinas Kelautan dan Pengelolaan SDA Segara Anakan Cilacap Hernanto menuturkan,“Pendangkalan ini dampaknya hampir di seluruh perairan. Berdasarkan penelitian itu setiap tahun hamper satu juta meter kubik lah yang mengendap. Ya itu dari Sungai Citanduy dan beberapa sungai kecil. Tapi yang pokok itu dari Citanduy”

Wilayah Segara Anakan dulu terkenal dengan hutan bakaunya yang luas hingga 8000 hektar lebih. Namun, sejak maraknya pembalakan  pada akhir 1980-an, luasan perairan dan hutan bakau terus menyusut.  Salah satu staf Badan Lingkungan Hidup Cilacap, Sri Wahyuni.“Pada 2001 itu luasan perairan segara anakan itu mencapai 600 hektar lebih. Sekarang ini sudah kurang dari 400 hektar. Kalau luasan hutan bakau yang sudah direhat kini mencapai 5000 hektar. Aslinya kan lebih,”terangnya.

Upaya pencegahan sedimentasi pernah dilakukan oleh Pemda Cilacap. Namun, ternyata tidak cukup menolong. Kembali Moch Harnanto.”Kalau upayanya untuk sedimentasi ini kami sudah berkoordinasi banyak dengan berbagai pihak termasuk dengan pusat. Karena kalau tidak kami tidak akan sanggup. Kemarin sudah ada pembicaraan dengan pusat. Kalau pengerukan dulu pernah tapi sejak beberapa tahun lalu sudah tidak karena aspek pendanaan.”

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup angkat bicara. Asisten Deputi Adaptasi Perubahan lklim Sri Tantri Arundhati menuturkan, “Ya masalah Segara Anakan bukan tanggung jawab KLH sepenuhnya. Masyarakat juga harus turut serta, bahkan dunia usaha harus turut punya andil. Mereka harusnya menggalakan dana CSR untuk pemeliharaan lingkungan. Untuk Pemerintah Ciamis juga KLH sudah sering mengimbau baik lewat program kampung iklim, program permata yang berkaitan dengan mata air, maupun lewat dana-dana dekonsentrasi yang tidak lain untuk mendorong agar Pemda lebih menjaga lingkungannya.”

Tapi warga Cilacap tak hanya menunggu kerja pemerintah. Wahyono misalnya sejak 2000-an sudah bergerak dan mengajak warga di sana memperbaiki lingkungan laguna yang rusak. “Kalau di Segara Anakan saya sudah ke mana-mana. Keliling sampai wilayah Bondang, dari Ujung Alang, Klaces, Ujung Gagak, Panikel, sudah saya sosialisasikan. Bahkan samapai ke Grugu yang perbatasan dengan Segara Anakan dekat darat itu. Saya senang karena makin banyak makin bagus.”

Usahanya tidak sia-sia. Tidak sedikit warga yang kemudian tertarik untuk menanam kembali hutan bakau. Mereka lalu membentuk sebuah kelompok tani di bawah binaan Balai Lingkungan Cilacap  Hingga kini, kelompok tersebut telah berkembang menjadi 33 kelompok yang bernama Krida Wana Lestari. 

Kelompok itu tidak hanya membiakkan satu jenis bakau saja, melainkan 26. Rencananya, Krida Wana Lestari akan mengumpulkan 33 jenis bakau.

Banyaknya jenis bakau yang ditanam membuat wilayah tersebut menjadi hutan bakau dengan jenis terlengkap di Indonesia.


  • Wahyono
  • Cilacap
  • Segara Anakan
  • Hutan Bakau
  • Tsunami

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!