NUSANTARA

Terduga Penembak Lima Warga Papua Mengenakan Rompi Antipeluru

" Ciri-ciri terduga pelaku itu diceritakan oleh satu orang korban selamat berinisial MM (16 tahun)."

Arjuna Pademme

Terduga Penembak Lima Warga Papua Mengenakan Rompi Antipeluru
Ilustrasi penembakan di Papua

KBR, Jayapura- Terduga pelaku penembakan lima warga di Kabupaten Puncak, Papua, mengenakan rompi antipeluru.

Penembakan itu terjadi di dua tempat berbeda, di hari yang sama, Jumat, 20 November 2020.

Keterangan ini disampaikan Ketua Panitia Khusus atau Pansus Kemanusiaan DPR Papua, Feryana Wakerkwa.

Feryana mengatakan, ciri-ciri terduga pelaku itu diceritakan oleh satu orang korban selamat berinisial MM (16 tahun) saat ditemui tim DPR Papua, beberapa hari lalu.

Para pelaku menembak MM dan rekannya AM (16 tahun). Saksi terluka tembak, tapi selamat karena berpura-pura mati. Sedangkan temannya tewas.

"Kita tanya orang yang menembak kamu itu ciri cirinya seperti apa, [korban mengatakan] jadi ciri ciri orang yang menembak mereka pakai baju hitam semua, pakai topi hitam, dan rompi antipeluru, dan celana warna hitam," kata Feryana Wakerka, Selasa (8/12/2020).

Sejumlah Benda Ditemukan di Lokasi Kejadian

Ketua Pansus Kemanusiaan DPR Papua Feryana Wakerkwa mengaku telah meminta keterangan dari berbagai pihak selama beberapa hari berada di Kabupaten Puncak, Papua.

Yakni, keterangan dari korban selamat, keluarga korban tewas, dan warga yang menemukan empat jenazah korban. Jenazah empat orang itu ditemukan di dua lokasi berbeda dengan jarak tidak berjauhan.

Dari lokasi penembakan MM dan AM, pihak keluarga dan warga menemukan berbagai benda. Yaitu selongsong peluru, tas alat ibadah bermotif loreng dengan logo dan tulisan alat ibadah institusi keamanan tertentu, bekas makanan kaleng, bungkus air minum, bungkus tisu basah, dan bungkus mie instan.

Feryana mengatakan, hingga kini sejumlah temuan itu disimpan keluarga korban. Temuan tersebut dan kesaksian korban selamat dinilai bukti penting untuk mendorong kepolisian mengungkap terduga pelaku.

Karena itu, menurutnya, penting untuk memastikan keamanan korban selamat dan keluarganya. Selain itu, dibutuhkan pendampingan hukum bagi korban dan keluarga korban untuk mengawal proses pengungkapan pelaku penembakan. Hal ini diperlukan guna memberi rasa keadilan bagi korban dan keluarga.

Salah Satu Korban Berusia 10 Tahun

Jumat, 20 November 2020, lima orang warga di Kabupaten Puncak, Papua, tewas ditembak orang tak dikenal. Empat di antaranya meninggal di lokasi kejadian.

Korban selamat, yakni MM dan AM ditembak di Kampung Jaiti, Distrik Gome, Kabupaten Puncak sekitar pukul 10.00 WIT.

Saat itu, kedua siswa SMA tersebut, hendak pulang ke kampungnya di Distrik Agandugume. Kampung mereka hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jaraknya kurang lebih satu hari berjalan kaki.

Beberapa jam setelahnya, warga menemukan tiga korban tewas tak jauh dari lokasi penembakan terhadap MM dan AM.

Dua di antara korban tewas adalah siswa SMA, seorang siswa SD. Seorang lagi ialah pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Puncak.

Ketiga korban itu, yakni Les Mosip (17 tahun) seorang siswa SMA, Wenis Wenda (10 tahun) siswa SD, dan Akis Alom, pegawai Dinas Pertanian Puncak.

Dari keterangan keluarga korban, ketiganya dalam perjalanan menuju Distrik Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, setelah mengunjungi keluarganya di Distrik Agandugume.

Hingga kini kepolisian setempat masih menyelidiki siapa pelaku penembakan.

Editor: Sindu Dharmawan

  • penembakan di papua
  • Kabupaten Puncak
  • Penembakan lima warga
  • Papua
  • DPR Papua
  • terduga pelaku

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!