NASIONAL

Melihat Upaya Pemerintah Cari Solusi Kelangkaan Pupuk

"“Supaya Bapak, Ibu semuanya tahu bahwa kebutuhan pupuk di Indonesia ini harusnya 13 juta ton seluruh Tanah Air Indonesia, 13 juta ton. Di Indonesia baru bisa berproduksi 3,5 juta ton.""

Astri Septiani

pupuk
Petani menebar pupuk di tanaman bawang di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Selasa (14/2/2023). (Foto: ANTARA/Arnas Padda)

KBR, Jakarta - Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo menerima keluhan petani mengenai sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi. 

Jokowi mengakui jumlah produksi pupuk di Indonesia masih sangat kurang dibandingkan jumlah yang dibutuhkan.  Ia menyebut saat ini, selain harga pupuk mahal, barangnya juga langka di pasaran.

“Supaya Bapak, Ibu semuanya tahu bahwa kebutuhan pupuk di Indonesia ini harusnya 13 juta ton seluruh Tanah Air Indonesia, 13 juta ton. Di Indonesia baru bisa berproduksi 3,5 juta ton,” kata Jokowi saat menghadiri acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat, (10/3/ 2023).

Jokowi mengatakan saat ini Indonesia masih impor pupuk sebanyak 6,3 juta ton pupuk. Itu pun masih belum bisa memenuhi kebutuhan pupuk nasional. 

Selain itu, impor bahan baku pupuk atau pupuk jadi juga terkendala perang di Rusia dan Ukraina. Perang itu membuat banyak negara melakukan pembatasan ekspor, termasuk Rusia yang ikut memasok bahak baku pupuk berupa fosfor dan kalium ke Indonesia. 

Jokowi mendorong agar perusahaan pupuk dalam negeri menambah produksi pupuk nasional. 

Presiden Jokowi juga memanggil Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan sejumlah pihak untuk membahas ketersediaan pupuk bagi para petani. 

Syahrul Yasin Limpo menjelaskan kebutuhan pupuk bersubsidi nasional sangat besar, yakni di atas 20 juta ton jika dilihat berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sementara itu, kesiapan anggaran pemerintah hanya mampu memenuhi 8 hingga 9 juta ton saja.

Untuk itu, Menteri Pertanian memangkas komoditas yang berhak mendapat pupuk subsidi, dari 69 komoditas menjadi 9 komoditas.

"Untuk tahun ini kita sudah sesuaikan Permentan itu, tidak 69 (komoditas), hanya 9 jenis saja, 9 jenis itu terkait dengan pangan strategis, satu, yang kedua pangan yang berkontribusi pada inflasi, dan pangan untuk memperkuat ekspor," kata Syahrul, di Jakarta, (15/3/2023).

Syahrul Yasin Limpo berjanji akan memperkuat koordinasi kelembagaan dengan pemangku kepentingan terkait, seperti dengan BUMN PT Pupuk Indonesia. Ia mengaku diberi waktu oleh Presiden Jokowi selama 2 hingga 3 bulan untuk membenahi sistem pemberian pupuk subsidi. 

Diharapkan penyaluran pupuk nanti dapat sesuai dengan perencanaan dan tidak keluar dari standar operasional prosedur sehingga tepat sasaran. Syahrul Yasin Limpo mengatakan kementeriannya juga akan memvalidasi data 9,1 juta ton pupuk sesuai dengan kondisi di lapangan.

Baca juga:

Di sisi lain, Ketua DPR Puan Maharani menyoroti soal distribusi pupuk ke petani yang masih bermasalah. Ia meminta Komisi DPR yang membidangi masalah pertanian dan Kementerian terkait untuk menindaklanjuti keluhan para petani yang sulit mendapatkan pupuk.

"Akan minta melalui komisi terkait juga melalui Kementerian terkait yang untuk segera mencari solusi terkait hal ini tapi tadi stok barang dan lain-lain saya rasa cukup untuk kemudian diberikan kepada petani Bagaimana penyediaan bahan baku dan distribusinya langsung ke lapangan juga ada. Jadi pasti ada terkait satu hal yang kemudian menjadi kendala atau menjadi masalah di tengah-tengah sampai sebelum, kemudian sampai ke petani. jadi ini yang harus diselesaikan," kata Puan, (9/3/2023).

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mempersoalkan tingginya ketergantungan Indonesia terhadap pupuk maupun bahan baku pupuk dari luar negeri.

Khudori mendorong pemerintah memfasilitasi agar petani beralih memproduksi dan menggunakan produk pupuk organik dalam negeri. 

Hal ini dinilai bakal membantu mencukupi kebutuhan pupuk di tanah air sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor.

"Pupuk organik itu secara teknik sebetulnya sangat mungkin diproduksi masing-masing petani. Bahan bakunya ada di sekitar kita, secara produksi tidak terlalu rumit. Tapi pada prakteknya selama ini petani belum banyak melakukan itu. Dan kalau kita kaitkan dengan lahan kita terutama di jawa butuh sekali dipulihkan kesuburannya salah satunya dengan pupuk organik," kata Khudori kepada KBR (16/11/2022).

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

  • pupuk
  • pupuk subsidi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!