NASIONAL

Jelang Ramadan, Laju Vaksinasi COVID-19 Malah Menurun

""Jangan ragu untuk terus meningkatkan vaksinasi booster untuk proteksi masyarakat yang semakin kuat. Apabila vaksin yang tersedia menipis, segera komunikasikan dengan Kementerian Kesehatan.""

Muthia Kusuma, Fadli Gaper

vaksin COVID-19
Warga membawa hadiah minyak goreng usai mengikuti vaksinasi COVID-19 khusus nelayan-pesisir di Indramayu, Jawa Barat, Senin (14/3/2022). (Foto: ANTARA/Dedhez A)

KBR, Jakarta - Pemerintah mencatat laju vaksinasi COVID-19 menurun menjelang Ramadan dan Idulfitri.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito merinci ada 15 provinsi dengan kenaikan kasus penularan virus korona tinggi serta laju vaksinasi yang rendah. Di antaranya Banten, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat dan Lampung.

Wiku mengatakan cakupan vaksinasi dosis kedua atau lengkap di belasan provinsi itu masih di bawah 70 persen, dan dosis vaksin penguat (booster) di bawah 30 persen.

"Sayangnya laju vaksinasi nasional menurun dan belum menunjukan kenaikan di bulan Maret ini. Untuk itu, mohon kepada pemerintah daerah untuk kembali meningkatkan cakupan vaksin dosis lengkap dan booster di daerahnya. Jangan ragu untuk terus meningkatkan vaksinasi booster untuk proteksi masyarakat yang semakin kuat. Apabila vaksin yang tersedia menipis, segera komunikasikan dengan Kementerian Kesehatan," ucap Wiku kepada KBR, Selasa, (15/3/2022).

Juru bicara pemerintah dalam penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menambahkan, perlindungan yang optimal dari vaksinasi dapat memaksimalkan ibadah umat muslim saat Ramadan dan Idulfitri.

Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat melakukan suntik vaksinasi dosis lengkap dan penguat untuk pondasi kekebalan kelompok.

Selain itu, terbentuknya kekebalan komunal merupakan salah satu kunci pemulihan ekonomi.

Baca juga:


Jadi Kebutuhan Wajib

Ketua Kelompok Penasihat Teknis untuk Imunisasi Indonesia (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro memperkirakan, vaksinasi akan menjadi kebutuhan setiap orang di masa mendatang.

Sri Rezeki mengatakan vaksinasi harus diberikan secara berkala, dan sesuai fase tahapan usia seseorang.

"Mungkin ke depan, vaksin itu seperti anak-anak yang vaksinnya sejak baru lahir sampai dia dewasa, tiap fase, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, tiap fase itu ada vaksinnya. Jadi seluruh kita berharap, agar kita jangan sampai sakit, sehingga bisa hidup lebih panjang," ujar Sri Rezeki Hadinegoro dalam diskusi daring di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Kamis (10/3/2022).

Sri Rezeki Hadinegoro juga mengingatkan agar kelompok rentan terutama Lansia mendapat suntikan vaksin COVID-19 dosis lengkap dan booster.

Sri berharap para sanak keluarga dari kalangan Lansia dapat memastikan pemberian vaksinasi tersebut.

Sementara itu, data Kementerian Kesehatan per 15 Maret 2022 pukul 18.00 WIB menunjukkan capaian vaksinasi dosis 1 sebanyak 193,758,107 dosis (93,03 persen). Dosis 2 sebanyak 152,043,831 dosis (73,00 persen). Sedangkan vaksin dosis 3 (booster) sebanyak 14,963,545 dosis (7,18 persen). Target sasaran adalah 208,265,720 orang.

Untuk warga lanjut usia (lansia) dengan target 21,558,118 orang, capaian vaksinasi dosis 1 sebanyak 77,29 persen, capaian vaksinasi dosis 2 sebanyak 57,71 persen dan dosis ketiga masih rendah sebanyak 8,23 persen.

Vaksinasi booster untuk petugas publik juga masih rendah. Dari target 17,327,167 orang, capaian vaksinasi dosis 1 sebanyak 107,81 persen, vaksinasi dosis 2 97,63 persen dan capaian vaksinasi dosis tiga 8,05 persen.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • vaksin COVID-19
  • vaksinasi lansia
  • vaksinasi booster
  • pandemi
  • endemi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!