NASIONAL

Seberapa Efektif Plasma Konvalesen bagi Pasien Covid-19? Begini kata Peneliti

""Alergi ringan dan sedang seperti pendarahan atau peningkatan suhu tubuh yang akan menghilang beberapa jam setelah transfusi," "

Muthia Kusuma

Seberapa Efektif  Plasma Konvalesen bagi Pasien Covid-19?  Begini kata Peneliti
Ilustrasi: Petugas PMI memperlihatkan plasma darah konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Tangerang, Banten, Kamis (17/01). (Antara/Fauzan)

KBR, Jakarta-   Ahli genetika dan biologi molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Jawa Barat, menemukan hasil penelitian terkait efektivitas terapi plasma konvalesen (TPK) mencapai lebih dari 50 persen bagi pasien Covid-19. Dr. dr. Theresia Monica Rahardjo, Sp.An., KIC., M.Si., menjelaskan, berdasarkan Penelitian RSUD Dr Syaiful Anwar, Malang efektivitas TPK bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat mencapai lebih dari 90 persen. Sementara bagi pasien korona dengan gejala kritis mencapai 65 persen. 

"Ada (risiko klinis-red). Sama seperti transfusi darah pada umumnya yaitu reaksi alergi. Reaksi alergi TPK dari ringan sampai berat. Insidensi reaksi alerginya 1:5000. Artinya dari lima ribu yang diberikan TPK, ada 1 orang yang alergi. Alergi ringan dan sedang seperti pendarahan atau peningkatan suhu tubuh yang akan menghilang beberapa jam setelah transfusi," ucap Monica kepada KBR, Jumat  (29/1/2021).

Ahli genetika dan biologi molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Theresia Monica Rahardjo menambahkan, risiko klinis berat dapat diminimalisasi dengan seleksi ketat para pendonor plasma konvalesen tersebut. Monica merinci, kriteria calon potensial pendonor plasma konvalesen secara umum yaitu sudah terkonfirmasi positif Covid-19 melalui hasil tes PCR, kemudian selama 14 hari tak punya gejala, serta sudah sembuh dari korona dibuktikan dengan hasil tes PCR negatif sebanyak dua kali. Oleh karena itu Monica mengatakan bahwa kriteria tersebut akan berdampak pada jaminan keamanan TPK ini agar tidak terjadi risiko klinis berat.

Lebih jauh Monica menjelaskan, TPK ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang, berat dan kritis. Namun, dia menyatakan bahwa pemberian lebih dini itu sangat dianjurkan. Monica beralasan, selain efektivitasnya lebih tinggi, jumlah plasma yang dibutuhkan hanya sedikit.

Terapi Plasma Konvalesen (TPK) merupakan suatu metode perawatan pasien Covid-19 dengan cara memberikan antibodi tambahan, atau instan dari pasien yang sembuh korona kepada pasien yang masih sakit. Kata dia, plasma konvalesen yang mengandung antibodi dari peniyintas Covid-19 itu diambil dan diberikan kepada pasien Covid-19 yang masih positif.

Bagi para pasien Covid-19 yang ingin mendapatkan transfusi plasma konvalesen dianjurkan atas rekomendasi dokter penanggung jawab atau dokter yang merawat pasien. Kemudian berbekal surat dokter, keluarga diarahkan untuk berkoordinasi dengan PMI atau dapat menggunakan hak otonomi pasien kepada dokter agar melakukan Terapi Plasma Konvalesen.

Sebelumnya Palang Merah Indonesia (PMI) meminta penyintas covid-19 mendonorkan plasma konvalesen. Menurut Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, sejak Mei tahun lalu, Palang Merah Indonesia (PMI) baru menerima 7.000 plasma konvalesen dari para penyintas COVID-19. Donor plasma konvalesen itu langsung mendapat supervisi dari Lembaga Biomolekuler Eijkman.

Kata bekas Wapres itu, rata-rata ada 40 plasma konvalesen perhari yang diterima. Jumlah itu masih sangat kurang, karena permintaan plasma konvalesen perhari ke PMI, berjumlah 200 plasma.

Jusuf Kalla mengatakan, jumlah pendonor plasma konvalesen dari penyintas COVID-19, harus ditingkatkan lagi jumlahnya hingga lima kali lipat. Sehingga bisa mencapai 5.000 plasma konvalesen per bulan.

"Karena itulah dibutuhkan suatu pendorong untuk lima kali lipatnya. Baru kita bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, untuk bisa mengurangi tingkat kematian  bencana ini," ujar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla di Jakarta, Senin (18/1/2021). 

Editor: Rony Sitanggang


(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.)

 

  • #jagajarak
  • #3M
  • #cucitanganpakaisabun
  • #3T
  • #cucitangan
  • #Takkenalmakatakkebal
  • #pakaimasker
  • #jagajarakhindarikerumunan
  • #satgascovid19
  • #vaksinasicovid-19
  • #IngatPesanIbu
  • COVID-19
  • #KBRLawanCovid

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!