NUSANTARA

Usul Gubernur Papua untuk Tuntaskan Sengketa Perbatasan

Radio Swara Nusa Bahagia

Usul Gubernur Papua untuk Tuntaskan Sengketa Perbatasan
Gubernur Papua, Sengketa Perbatasan, Lukas Enembe

KBR68H, Jayapura Gubernur Papua, Lukas Enembe mengusulkan sistem voting atau pemungutan suara untuk penyelesaian masalah tapal batas antara Kabupaten Yalimo dan Jayapura.

Menurut Lukas, penyelesaian sengketa perbatasan dengan sistem voting ini adalah kali pertama. Pemerintah Provinsi Papua, kata dia, akan turun langsung ke lapangan untuk fasilitator penyelesaian sengketa. Fasilitator akan menanyai langsung warga di perbatasan untuk memilih salah satu dari dua kabupaten tersebut.

“Secara alam maupun undang undang, sebelumnya sudah jelas dibatasi. Tapi karena ingin menambah wilayah, menambah penduduk, ini juga terjadi di para bupati. Jadi kami harap Pemerintah Provinsi hanya fasilitasi dan kalau tidak bisa diselesaikan, kita datang ke lokasi, tanya masyarakat kalau masyarakat mau ke kabupaten ini. Di situlah kita putuskan wilayah ini ada di kabupaten ini,” ungkap Lukas di Jayapura, Jumat (13/12).

Lukas Enembe mengaku, selama ini persoalan tapal batas antarkabupaten di Papua selalu menjadi masalah pelik yang tidak pernah ada solusinya. Sebab, kedua kabupaten selalu mempertahankan pendapat mereka masing masing.

Contohnya, persoalan tapal batas wilayah Suru Suru yang terletak di antara kabupaten Asmat dan Yahukimo. Contoh lainnya adalah sengketa perbatasan antara Kabupaten Jayapura dan Sarmi, Waropen dan Nabire, Mamberamo Tengah dan Yalimo yang hingga kini belum ada penyelesaian.

“Ini seolah-olah terlihat para bupati melakukan perbuatan kekuasaan di wilayah sengketa. Jadi kalau sistem voting ini berhasil dilakukan di tapal batas Yalimo Jayapura, maka ke depan kita akan terapkan lagi di daerah lain yang bersengketa,” pungkasnya. (Andi Iriani)

Editor: Anto Sidharta

  • Gubernur Papua
  • Sengketa Perbatasan
  • Lukas Enembe

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!