NUSANTARA

Polisi: Ada Transferan Rp 2,5 M ke Rekening Istri Chaerulli

"Mabes Polri menemukan aliran dana mencurigakan sebesar Rp 2,5 miliar ke rekening milik istri Chaerulli Hermawan. Chaerulli Hermawan merupakan Kepala Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri, BSM Bogor yang sudah diberhentikan karena terlibat dalam kasus kred"

Pipit Permatasari

Polisi: Ada Transferan Rp 2,5 M ke Rekening Istri Chaerulli
Polisi, Rp 2, 5 M Chaerulli Hermawan

KBR68H, Jakarta - Mabes Polri menemukan aliran dana mencurigakan sebesar Rp 2,5 miliar ke rekening milik istri Chaerulli Hermawan.

Chaerulli Hermawan merupakan Kepala Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri, BSM Bogor yang sudah diberhentikan karena terlibat dalam kasus kredit fiktif. 

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Arief Sulistyanto mengatakan, bekas kepala Cabang Pembantu BSM Bogor tersebut membuka rekening di sebuah bank di Bandung dengan nama istrinya.

"Dari tersangka Chaerulli ada bukti transaksi ke salah satu rekening seseorang, Rp 2,5 miliar ke salah satu bank di Bandung.Sehingga setelah dicek ke salah satu rekening tidak pernah ada lagi masuk. Tetapi keluar terus. Sehingga setelah kami buka tinggal 85 ribu," ujar Arif Sulistyanto di Kantor Mabes Polri Jakarta, Jumat (8/11).

Arief Sulistyanto menambahkan hasil penyidikan sementara, uang sebesar Rp 2,5 miliar itu diambil secara tunai dan transfer. Kata dia, temuan ini akan terus dikembangkan. Jika terbukti ada Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilakukan, maka istri tersangka Chaerulli akan menjadi tersangka.

Pembobolan kredit fiktif Bank Syariah Mandiri ini melibatkan tiga pejabat bank BUMN itu. Mereka adalah M Agustinus Masrie selaku Kepala Cabang Utama BSM Bogor, Kepala BSM Cabang Pembantu Bogor Chaerulli Hermawan, dan Account Officer BSM Cabang Bogor John Lopulisa.

Editor: Anto Sidharta

  • Polisi
  • Rp 2
  • 5 M Chaerulli Hermawan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!