BERITA

Cegah Radikalisme, Kemenag Banten Minta Penceramah Bikin Vlog

Cegah Radikalisme, Kemenag Banten Minta Penceramah Bikin Vlog

KBR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) Banten menurunkan 1.600 tenaga penyuluh keagamaan untuk mencegah penyebaran paham radikal dan terorisme di Banten.

Sekretaris Kemenag Kab. Lebak Haerudin menjelaskan ribuan penyuluh itu bertugas memberi ceramah kepada masyarakat tentang ajaran Islam yang "benar".

"Kami menilai tenaga penyuluh itu sangat efektif untuk mencegah paham radikal, karena mereka menyebarkan ajaran Islam dengan benar berdasarkan Al Quran dan Hadist," kata Sekretaris Kemenag Kab. Lebak Haerudin, seperti dilansir Antara, Jumat (18/10/2019). 


Banten Rawan Radikalisme

Sejak beberapa tahun lalu sebagian wilayah Banten memang dianggap rawan radikalisme.

Anggapan tersebut setidaknya muncul sejak penangkapan Imam Samudra, pelaku teror Bom Bali yang ternyata merupakan warga Banten.

Anggapan "rawan" itu menguat lagi setelah terjadi penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, yang pelakunya disebut-sebut terlibat dengan kelompok radikal Jemaah Ansharut Daulah (JAD) di Banten.

Kemenag Banten kemudian menugaskan para penceramah untuk membimbing masyarakat setempat lewat majelis taklim, pengajian, khotbah Jumat, serta dakwah di hari raya Islam.

Para penceramah itu bertatus non-aparatur sipil negara (ASN), dan setiap orangnya diberi honor Rp500 ribu per bulan.

"Persyaratan tenaga penyuluh, memiliki kompetensi juga standar untuk penyampaian pembangunan dalam bahasa agama. Selain itu, juga memiliki wawasan kebangsaan dan mencintai NKRI," kata Haerudin.


Penceramah Diminta Bikin Konten Medsos

Selain berceramah secara langsung, Kemenag Banten meminta tenaga penyuluh keagamaan untuk membuat konten media sosial (medsos).

“Di era digital peran penyuluh agama Islam menjadi lebih penting, untuk menjadi antitesa dari beredarnya video-video keagamaan yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak kompeten di media sosial,” kata Kasubdit Sistem Informasi Kemenag Banten Sigit Kamseno dalam situs resminya, Jumat (18/10/2019).

Menurut Sigit, berdasar hasil penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah generasi muda kini lebih suka mempelajari agama di ruang online.

“Generasi muda tidak lagi tertarik untuk mengkaji agama di masjid. Lalu di mana mereka mengkaji agama? Melalui Youtube, Instagram, Twitter, Facebook, yang kita tidak tahu otoritas dan latar belakang keilmuan orang yang menyampaikan agama di media sosial," kata Sigit.

"Oleh karena itu, seharusnya penyuluh dan penghulu memiliki peran untuk mengisi kekosongan itu," lanjut dia.

Atas pertimbangan tersebut, Kemenag Banten sudah mengadakan pelatihan membuat konten medsos bagi puluhan tenaga penyuluh keagamaan di Banten pada Rabu (16/10/2019).

Para penceramah itu dilatih membuat video pendek atau vlog, untuk menyebarkan pesan keagamaan yang moderat di medsos. 

Editor: Sindu Dharmawan

  • terorisme
  • radikalisme
  • deradikalisasi
  • Kemenag
  • JAD
  • Medsos

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!