KBR, Mataram- Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) turunkan sebanyak delapan ton lebih sampah dari gunung di Lombok Nusa Tenggara Barat itu. Kata Kasubag TU Balai TNGR, Mustafa Imran Lubis sampah yang banyak itu karena minimnya kesadaran pengunjung dan pelaku wisata untuk membawa turun sampahnya.
Menurut Mustafa Delapan ton lebih sampah tersebut diturunkan oleh porter, guide maupun pendaki dengan menggunakan kantong sampah yang diberikan oleh TNGR. Namun, belum semua pendaki memiliki kesadaran yang sama.
TNGR membuat aturan denda bagi pendaki, guide atau porter yang tidak turun membawa sampahnya. Akan tetapi langkah itu juga belum maksimal karena keterbatas SDM untuk melakukan pemeriksaan. Selain itu, tidak sedikit pendaki yang melewati jalur tikus.
“Data kita ini sementara per 30 September itu delapan ton lebih yang kita turunkan. Pasti masih banyak yang di atas sampah ini. Terbanyak ini biasanya di pos-pos peristirahatan pengunjung. Kita sudah laksanakan pemberian denda kepada porter dan pelaku wisata, peralatannya kita sita, itu kita kasih waktu sampai seminggu kemudian ditebus sampai 250 ribu. Itu sudah beberapa kali kita lakukan. Tapi ini kita serahkan ke forum karena kita tidak boleh melakukan pungutan," kata Kasubag TU Balai TNGR, Mustafa Imran Lubis, Selasa (4/10).
Ia berharap ada peran aktif dari para pelaku wisata untuk menjaga kebersihan Rinjani.
Dari puluhan pelaku wisata tersebut, sejauh ini baru tiga yang sudah mendukung gerakan Rinjani Bersih yakni Rudy Tracker, Green Rinjani dan Rinjani Tracking Center. Mereka memberikan denda kepada guide dan porter yang tidak membawa turun sampahnya dengan memotong gajinya sekitar Rp 100 ribu. Adapun jumlah pendaki ke Rinjani sampai dengan September sebanyak 88 ribu lebih dengan setoran penerimaan negara bukan pajak atau PNBP mencapai Rp 4,8 milyar.
Editor: Rony Sitanggang