BERITA

Lebih dari Sebulan, Air PDAM Kota Bogor Mampet

"Lebih dari sebulan air PDAM tidak mengalir ke rumah warga. Air baru mengalir malam hari. Bahkan ada warga yang terpaksa membeli air minum kemasan galon untuk keperluan mandi. "

Rafik Maeilana

Lebih dari Sebulan, Air PDAM Kota Bogor Mampet
Ilustrasi. (Foto: www.bantenprov.go.id)

KBR, Bogor - Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Bogor meminta warga melaporkan PDAM Tirta Pakuan ke pengadilan. Hal ini setelah lebih dari sebulan air tidak mengalir ke rumah warga.

Ketua BPSK Kota Bogor Mangait Sinaga mengatakan warga bisa langsung menggugat perdata PDAM Tirta Pakuan ke pengadilan. Menurutnya, tidak mengalirnya air ini bukan hanya dialami seorang saja melainkan banyak orang. BPSK menyarankan warga melakukan gugatan kelompok (class action).


"Itulah berarti kinerja PDAM yang kurang baik. Warga bisa melaporkan hal ini (ke pengadilan) harus class action, bukan ke BPSK," kata Mangait Sinaga, saat ditemui di kantornya, Kamis (15/10).


Akibat tidak mengalirnya air PDAM ini, banyak warga kesulitan beraktifitas.


Ardhi Sanjaya warga Sindangbarang Jero, Kota Bogor salah satunya. Lebih dari sebulan air PDAM tidak mengalir ke rumahnya. Air baru mengalir malam hari. Bahkan untuk keperluan mandi ia terpaksa membeli air minum kemasan galon.


"Sudah sebulan tidak ngalir, adanya malam. Jadi untuk keperluan harus ditabung airnya," jelasnya.


Sementara itu, pihak PDAM Tirta Pakuan mengaku jika tidak mengalirnya air ini karena adanya perbaikan di beberapa titik.


Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Untung Kurniadi mengatakan, perbaikan ini sudah dilakukan dan membuat pasokan air tersendat. Ia meminta warga bersabar.


"Ada perbaikan pipa air di Zona 1, Kelurahan Harjasari. Kita minta maaf ke warga atas ketidaknyamanan ini, " katanya melalui pesan singkat.


Editor: Agus Luqman 

  • air
  • pdam
  • Air PDAM
  • Bogor
  • jawa barat
  • konsumen
  • hak-hak konsumen
  • gugatan class action

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!