KBR, Jakarta – Bila Anda penggemar novel, tentu Anda tahu novel fiksi Musashi karya Eiji Yoshikawa. Tapi Apakah Anda tahu jika keberadaan novel ini di Indonesia tak lepas dari andil bekas tahanan politik di Indonesia?
Cerita seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada abad pertengahan itu muncul kali pertama di Indonesia melalui cerita bersambung di Harian “Kompas” tahun 1983-1984. Penerjemahnya adalah Koesalah Soebagyo Toer (79 tahun), adik sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer.
“Menerjemahkan Musashi saya mendapatkan order lewat abang saya. Saya mau saja karena gak ada kerjaan karena baru keluar (penjara). Honorariumnya kecil waktu itu 1 halaman Rp500. Tapi karena banyak halaman, (ada) 1800 halaman (itu) termasuk tawaran yang menggiurkan,” ujar Koesalah ketika ditemui KBR pertengahan September lalu di rumahnya yang asri di Kawasan Depok, Jawa Barat.
Koesalah bercerita, ia kaget ketika sekitar tiga bulan pemuatan cerita itu di “Kompas”, namanya dihilangkan sebagai penterjemah kolom cerita bersambung itu. Hal ini ia ketahui dari seorang pembaca.
“Pada hari itu juga saya mendapat surat dari ‘Kompas’, kalau gak salah Hari Senin. (Saya) diminta datang segera (ke kantor ‘Kompas’). Diajak bicara (oleh staf) redaksi, (katanya) ada telepon dari Departemen Penerangan. Karena penerjemahnya orang Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat, red.), pemerintah minta cerita itu hilangkan,” ujar Koesalah.
Saat itu, kata dia, Harmoko menjabat sebagai Menteri Penerangan. Soal Lekra, Koesalah menyatakan dia bukan anggota Lekra. Namun, abangnyalah yang menjadi anggota organisasi budaya bentukan PKI itu.
Atas informasi "Kompas" itu, Koesalah mengaku tak ambil pusing.
“Ini urusan pemerintah, bukan saya. Yang penting saya dibayar,” ujar Koesalah.
Dalam perkembangannya, kata dia, Redaksi “Kompas” meminta kompromi ke Departemen Penerangan.
“Cerita sudah banyak penggemarnya, dan ‘Kompas’ tidak punya persediaan untuk mengantinya. Bagaimana kalau nama penterjemah dicoret, cerita dilanjutkan pemuatannya. Rupanya Depen (Departemen Penerangan, red.) setuju, jadi seterusnya cerita dimuat tanpa nama saya,” lanjut Koesalah.
Sejak saat itu, kata Koesalah, namanya tidak dicantumkan ketika cerita bersambung yang ia terjemahkan itu dicetak ke dalam buku. Menurut dia, pencantuman namanya dalam buku novel Musashi baru beberapa tahun terakhir ini. Ini ia ketahui ketika istrinya mengunjungi Toko Buku Gramedia di Depok. Koesalah pun tak menerima cetakan buku hasil terjemahannya itu.
Imbas Kasus “Musashi”
Imbas kasus ini, kata Koesalah, penerbit lain enggan berikan dia pesanan untuk menerjemahkan.
“Saya waktu itu menerjemahkan untuk beberapa penerbit, Gunung Agung, Panca Simpati, Sinar Harapan, Pustaka Jaya. Saya kehilangan order. Orang takut berikan order. Malah nama saya dicabut dari buku-buku yang telah terbit,” ujar Koesalah.
Kondisi itulah yang mendesaknya untuk menjadi pengajar privat bahasa Indonesia untuk orang asing seperti Jerman, Swiss dan Amerika Serikat. Pekerjaannya ini tak asing baginya, karena sebelum ditahan ia pernah mengajar bahasa Indonesia untuk orang Rusia selama tiga tahun.
“Dapat orang asing dari lewat Yayasan Friedrich Nauman Stiftung (yayasan asal Jerman). (Juga) dari abang saya,” cerita Koesalah.
Di usia senjanya kini ia masih mampu mengoreksi buku hasil terjemahan dari bahasa Rusia ke bahasa Indonesia yang dilakukan orang lain. Buku yang sedang ia koreksi adalah Karya-Karya Terpilih Maxim Gorky Jilid III 1912-1931 tentang Cinta Pertama.
“Mencocokkan dengan teks asli, karena kalau ada perbedaan tafsir akan jadi masalah,” ujar Koesalah.
Koesalah yang menguasai empat bahasa asing yakni Jerman, Belanda, Rusia, Inggris dan sedikit bahasa Perancis itu kini sudah banyak menerjemahkan banyak buku bermutu seperti Jiwa-jiwa Mati karya Nikolai Gogol, Ruang Inap No. 6 karangan Anton Chekhov dan Anna Karenina buah karya Leo Tolstoi.
Novel Musashi dan Cerita Eks Tapol 65
Bila Anda penggemar novel, tentu Anda tahu novel fiksi Musashi karya Eiji Yoshikawa. Tapi Apakah Anda tahu jika keberadaan novel ini di Indonesia tak lepas dari andil bekas tahanan politik di Indonesia?

Rabu, 01 Okt 2014 10:37 WIB


Novel Musashi, Eks Tapol 65
Kirim pesan ke kami
WhatsappBERITA LAINNYA - NUSANTARA
Bawaslu Banyuwangi Ingatkan Netralitas ASN Bermedia Sosial
“Kami mengimbau kepada ASN untuk tetap menjaga kondusifitas Banyuwangi"
Ribuan Hektare Hutan di Jatim Terbakar
“Ada sekitar 6171,5 hektare yang terbakar, ada yang mungkin abai, puntung rokok atau gimana ya mungkin faktor manusia,”
Kebakaran Meluas, Taman Nasional Baluran Ditutup
“Masih ditutup sampai tanggal 30 September sesuai edaran,"
Operasi Pasar di Kediri, Beras dan Telur Paling Laris
Beras Rp52 ribu per pak.
Gas Beracun, Ratusan Warga Aceh Timur Mengungsi
”Mengimbau masyarakat yang merasakan atau tercium bau yang seperti yang sudah-sudah itu, supaya untuk mengungsi dulu."
Siswa di Rempang Trauma, Mendikbud Diminta Segera Kirim Tim
"Jika ada petugas lewat ataupun berdiri di luar sana, mereka bersembunyi di bawah meja belajarnya. Luar biasa ketakutan mereka, ini tidak boleh kita biarkan."
Ribuan KK di Banyuwangi Menerima Bansos 10 Kg Beras
Total ada 122.047 KK yang menerima bansos beras.
Kaesang Gabung ke PSI, Gibran Enggan Komentar
"Tanya Kesang, tanya saja ke PSI. Jangan ke saya."
Kaesang Gabung ke PSI, Pengamat: Tidak Nyaman di PDIP
"Mestinya kan satu keluarga satu partai, ya mesti di pecat Jokowi kalau Kaesangnya ke PSI."
Komnas HAM Paparkan Temuan Awal PascaBentrokan di Rempang
Dampak asap gas air mata membuat Kepala SMP Negeri 22 Galang, seorang guru dan 10 siswa dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Kekeringan, Lintas Agama di Banyuwangi Doa Minta Hujan
"Walaupun airnya menurun kami bersama gabungan Hippa, Hippa anggota dan tokoh masyarakat rembug dengan jalan doa bersama,”
Persiapan Pemindahan ASN ke IKN Nusantara 2024, Ada Pegawai Keberatan?
"Sampai hari ini tidak ada yang ke saya tidak mau dipindah, Justru ada ASN yang tidak masik dalam scenario pindah dia mengusulkan pindah."
Mati Diduga Karena Kelaparan, Walkot Kediri: Saya Kira Tidak
"Kalau kelaparan saya kira tidak, karena tetangga di situ sangat dekat dengan Bu Sri, tetangga juga sering memberikan makanan"
Poster Kaesang dengan Logo PSI Marak di Solo
Poster Kaesang-PSI itu terpasang di berbagai sudut kota Solo. Di persimpangan jalan, sekitar pasar tradisional, hingga jalanan yang padat lalu lintas.
Namaku Mawar, Gibran: Bukan Kaesang
"Kita nggak tahu Mawar itu siapa. Kok sudah menduga-duga itu adik saya, memangnya itu adik saya?"
Banjir Landa 5 Kabupaten di Aceh
”Diperhitungkan dalam minggu ini curah hujan di seluruh Aceh tinggi."
5 TPA di Jateng Terbakar Selama Kemarau 2023
"Yang pertama itu terjadi di Tegal TPA Penujah pada Juni kemarin, yang terakhir kemarin di TPA Jatibarang Kota Semarang tapi sekarang sudah terkendali,"
Kuota 30 Persen Perempuan, KPU Banyuwangi: Parpol Siapkan Pengganti
"Mereka tanda kutip agak menggerutu (keberatan)"
Kebakaran di TPA Sampah Putri Cempo Solo Ganggu Produksi Listrik PLTSa
PLTSa Putri Cempo sejak Mei lalu sudah menjalani uji coba untuk mendapat sertifikasi layak operasi dari Kementerian ESDM, dan akan diresmikan pada akhir Oktober mendatang.
5 Hektare Lahan TPA Sampah Jatibarang Semarang Terbakar
Kebakaran juga terjadi di TPA Sampah Putri Cempo, Mojosongo, Surakarta. Otoritas mengerahkan 45 unit pemadam kebakaran dari berbagai kabupaten kota di sekitar Surakarta.
Recent KBR Prime Podcast
Bedah Prospek Emiten Energi dan EBT
Google Podcasts Ditutup Tahun Depan
Kabar Baru Jam 7
30 Provinsi Kekurangan Dokter Spesialis
Kabar Baru Jam 8