NUSANTARA

Kriminal Meningkat, Pelaku Pariwisata di Lombok Galau

"Tindak kriminal seperti pencurian dan perampokan beberapa bulan terakhir semakin meningkat di pulau Lombok, NTB, termasuk ke kawasan pariwisata. Kondisi ini membuat para pelaku pariwisata merasa galau dan khawatir. Mereka mengadukan persoalan ini ke DPRD "

Zainudin Syafari

Kriminal Meningkat, Pelaku Pariwisata di Lombok Galau
wisatawan, lombok, kriminal

KBR, Mataram - Tindak kriminal seperti pencurian dan perampokan beberapa bulan terakhir semakin meningkat di pulau Lombok, NTB, termasuk ke kawasan pariwisata. Kondisi ini membuat para pelaku pariwisata merasa galau dan khawatir. Mereka mengadukan persoalan ini ke DPRD provinsi, Senin (13/10).

 

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB  I Gusti Lanang Patra mengatakan, isu keamanan bisa menjadi penghambat kemajuan pariwisata di Lombok. Masalah banyak dikeluhkan terutama di Lombok Tengah bagian selatan.

 

“Keamanan ini betul-betul menjadi perhatian buat kita, karena pariwisata ini sangat rentan dengan pariwisata, ini menjadi perhatian kami PHRI. Karena terus terang saja banyak diantara kami merasa galau, khawatir dengan ancaman keamanan. “ kata Lanang Patra.

 

Gema, salah seorang pengusaha guest house di Lombok Tengah, mengatakan, dia sudah 10 tahun menjalankan usahanya di Lombok. Namun enam bulan terakhir, tujuh kasus kriminal telah terjadi, padahal tahun-tahun sebelumnya sangat jarang terjadi kasus kriminal yang menimpa dunia pariwisata.

 

Sementara anggota DPRD NTB Ruslan Turmuzi mengatakan, kasus criminal di kawasan pariwisata Lombok tergolong memalukan. Kasus ini mengharuskan semua pihak untuk peduli terhadap isu-isu keamanan. Dia mengharapkan agar kegiatan patroli dari aparat keamanan diperbanyak. Selanjutnya menambah jumlah aparat keamanan agar rasio keamanan di daerah ini tercukupi.


Editor: Antonius Eko 


  • wisatawan
  • lombok
  • kriminal

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!