NUSANTARA

Pembangunan Tak Ramah Lingkungan Hambat Pemulihan Karang

"Pembangunan yang tidak ramah lingkungan, khususnya di kawasan pesisir Indonesia, menjadi salah satu penghambat proses pemulihan karang yang mengalami coral bleaching (pemutihan karang)."

Muliartha

Pembangunan Tak Ramah Lingkungan Hambat Pemulihan Karang
karang, pembangunan, ramah lingkungan, bali

KBR68H, Denpasar - Pembangunan yang tidak ramah lingkungan, khususnya di kawasan pesisir Indonesia, menjadi salah satu penghambat proses pemulihan karang yang mengalami coral bleaching (pemutihan karang).


Pengelola Program Regional Segitiga Karang Coral Reef Alliance Naneng Setiasih menjelaskan karang yang mengalami pemutihan pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk melakukan pemulihan, tetapi pemulihan yang terjadi selama ini terhambat akibat pembangunan yang tidak ramah lingkungan. 


Menurutnya, yang penting saat ini adalah upaya mengurangi tekanan, agar karang mengalami pemutihan bisa melakukan pemulihan secara alami


“kalau kita ngomong tentang kesehatan terumbu karang itu masalah terbesar adalah sedimentasi dan polusi dari industri dari hotel. Apakah semua hotel punya septic tank yang baik. Kemudian kita punya banyak masalah dengan sampah. Kemudian kita punya industri diving yang besar. Industri diving yang besar bisa menjadi senjata utama kita untuk membantu mengurangi tekanan, tetapi juga sebaliknya kalau tidak dikelola dengan baik menjadi salah satu yang memberikan tekanan,” papar Naneng Setiasih


Naneng Setiasih mengungkapkan secara rata-rata, pemutihan karang yang terjadi di Indonesia bagian barat seperti Aceh cukup tinggi yaitu dapat mencapai 100 persen dari luas tutupan karang. Khusus wilayah Indonesia tengah seperti Bali, rata-rata pemutihan karang mencapai 40 persen. Di Indonesia Timur, seperti Papua rata-rata mencapai 10-15 persen.


Editor: Antonius Eko 


  • karang
  • pembangunan
  • ramah lingkungan
  • bali

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!