NUSANTARA

Kasus HIV dan AIDS Meningkat hingga Ratusan Orang di Papua

"Pada Desember 2021 kasus HIV dan AIDS di Bumi Cenderawasih sebanyak 46.967."

Arjuna Pademme

Kasus HIV dan AIDS Meningkat hingga Ratusan Orang di Papua
Ilustrasi: Pita merah atau pita kesadaran, simbol solidaritas pengidap HIV/AIDS. Foto: ANTARA

KBR, Jayapura- Kasus HIV dan AIDS di Papua terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Ketua Harian Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS (KPA) Provinsi Papua, Anton Mote mengatakan selama enam bulan terakhir terjadi peningkatan hampir 1.000 kasus baru HIV-AIDS.

Kata dia, pada Desember 2021 kasus HIV dan AIDS di Bumi Cenderawasih sebanyak 46.967. Puluhan ribu kasus itu tersebar di 29 kabupaten/kota di Papua.

Kemudian pada Juli 2022, jumlah kasus HIV-AIDS di sana meningkat menjadi 47.962, bertambah 995 kasus baru.

HIV adalah Human Immunodeficiency Virus, yakni sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih, sehingga mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh manusia.

Sedangkan AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome, atau sekumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh karena infeksi HIV.

"Masalah HIV di Tanah Papua terjadi peningkatan cukup tinggi. Dalam waktu dekat kami akan melaksanakan survei ke 29 kabupaten/kota untuk mendapatkan data ril terkait kondisi saat ini di setiap kabupaten. Setelah itu kami akan lakukan penataan, pemetaan masalah dan akan menyusun program (penanganan) yang segera kami laksanakan di akhir tahun 2022, yang juga akan menjadi program di tahun 2023," kata Anton Mote, Senin, (1/8/2022).

Ketua Harian Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS (KPA) Papua, Anton Mote mengatakan dari 47.962 kasus HIV-AIDS di Papua, terdiri dari 22.458 pria, 25.413 wanita, dan 91 kasus tidak diketahui jenis kelamin pengidapnya.

Ia mengklaim, di tengah peningkatan kasus HIV-AIDS di Papua, kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan semakin hari semakin baik.

Setiap hari selalu ada warga yang mendatangi fasilitas kesehatan yang tersedia untuk pemeriksaan HIV-AIDS.

Baca juga:

Pengobatan dan Penularan

Mengutip situs www.kemkes.go.id, pengidap HIV memerlukan obat Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di tubuh, agar tidak masuk stadium AIDS. Sedangkan bagi pengidap AIDS, ARV diperlukan untuk mencegah infeksi oportunistik dan berbagai komplikasinya.

Masih menurut situs kemkes.go.id, HIV menular atau dapat ditularkan lewat pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Seperti darah, semen, cairan vagina, dan Air Susu Ibu (ASI). Selain itu, HIV dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama proses kehamilan dan persalinan.

Namun, orang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari, seperti berpelukan, ciuman, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, air, dan makanan.


Editor: Sindu

  • HIV dan AIDS
  • HIV
  • AIDS
  • KPA Papua
  • Kemenkes

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!