NUSANTARA

Bertahan Hidup di Laut, Nelayan Terpaksa Makan Kayu Kapal

"Tiga nelayan asal Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ditemukan terdampar di perairan Laut Jawa. Mereka terapung di perairan Laut Jawa setelah kapal yang ditumpanginya mengalami gangguan teknis dan diterjang ombak besar."

Suara Gratia

Bertahan Hidup di Laut, Nelayan Terpaksa Makan Kayu Kapal
Bertahan Hidup di Laut, Nelayan, Kayu Kapal

KBR, Cirebon – Tiga nelayan asal Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ditemukan terdampar di perairan Laut Jawa. Mereka terapung di perairan Laut Jawa setelah kapal yang ditumpanginya mengalami gangguan teknis dan diterjang ombak besar.

Ketiga nelayan yang masih kakak beradik itu adalah Murino (38 tahun), Tosin (28 tahun) dan Uswandi (24 tahun). Sebelum diserahkan kepada petugas patroli Direktorat Perairan Polda Jawa Barat dan kemudian dipulangkan, ketiganya sempat diselamatkan kapal pengangkut batu bara.

Ditemui di Mapolair Polda Jabar di Jalan Samadikun, Kota Cirebon, Murino mengatakan, seperti hari-hari biasa dia dan kedua adiknya berangkat dari rumah hari Jumat lalu (22/8) sore untuk mencari ikan. “Saya nyari ikan ke tengah laut pakai kapal sendiri sama adik,” ungkapnya, Senin (25/8).

Saat berada di tengah laut, naas saluran air di kapal mereka tersumbat sampah. Akibatnya, air masuk ke dalam kapal dan baling-baling kapal pun terlepas. Di saat bersamaan, angin bertiup kencang dan ombak besar menghantam kapal. Kondisi itu diperparah dengan hujan besar.

“Kita sudah membuang air dari kapal tapi air tetap masuk ke kapal, karena saluran pembuangan tertutup sampah. Tiba-tiba, kapal kami ditabrak ombak besar sampai terbalik,” ujar ayah tiga anak ini.

Ketiganya terapung-apung di tengah laut lepas dengan memanfaatkan jeriken kosong dan mencoba bertahan hidup dengan makan ikan mentah dan kayu bekas kapal.

“Selama dua hari kita bertiga mengapung di laut pake jeriken kosong, makannya ikan mentah dan kayu bekas kapal. Karena ikan-ikan yang kita tangkap ikut tenggelam, kalo dijual ikan itu laku Rp4 juta,” terangnya.

Mereka pun memanfaatkan sisa air mineral bekal melaut untuk melepas dahaga. “Satu botol air minum untuk bertiga. Muniro saja makannya kayu kapal, dikunyah dulu sampai halus terus ditelan,” imbuhnya.

Mereka mengaku, sempat putus asa setelah kondisi fisik terus melemah, panasnya terik matahari menyengat tubuh dan air laut menggerus pakaian mereka sehingga nyaris telanjang.

"Waktu di tengah laut saya sudah siap mati. Kita sudah pasrah dan putus asa karena tidak ada satu pun kapal yang lewat," ujarnya.

Beruntung, setelah bertahan hampir dua hari atau sekitar 36 jam datang kapal pengangkut batu bara tujuan Kalimantan yang menyelamatkan mereka di Perairan Tegal, Minggu (24/8) sore. Mereka pun selanjutnya diangkut ke Perairan Cirebon sebelum dievakuasi petugas Patroli ke Mapolair.

Direktur Polair Kombes Anang S Hidayat menyatakan, ketiga nelayan ditemukan 50 mil dari Perairan Jawa Tengah. Mereka dilaporkan kapal pengangkut batu bara saat petugas Mapolair Polda Jabar yang tengah patroli.

“Setelah cek kesehatan, ketiganya dinyatakan sehat dan bisa melanjutkan perjalanan. Untuk itu, hari ini juga (Senin, 25/8) langsung kami pulangkan,” ungkapnya. (Frans C. Mokalu)

Editor: Anto Sidharta

  • Bertahan Hidup di Laut
  • Nelayan
  • Kayu Kapal

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!