NUSANTARA

Polisi Akan Periksa Orator Provokatif Perang Badar Bela Pesantren Shiddiqiyyah

"Pria itu menyerukan perang untuk membela Shiddiqiyyah. Selain itu pria itu juga menggambarkan ajakan itu seperti perang badar, yaitu perang umat Rasulullah melawan seribu orang kaum kafir."

Muji Lestari

Shiddiqiyyah
Kasatreskrim Polres Jombang Giadi Nugraha dalam keterangan pers. (Foto: KBR/Muji Lestari)

KBR, Jombang - Kepolisian Jombang Jawa Timur bakal memeriksa seorang berinisial E, yang diduga sebagai orator provokatif dalam pertemuan 300 simpatisan MSAT anak kiai pesantren Shiddiqiyyah Jombang.

Sebelumnya viral video berisi pertemuan dan penyambutan 300 lebih simpatiasan MSA yang dilepas Polres Jombang, beberapa hari lalu.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jombang Giadi Nugraha membenarkan adanya video sekaligus rencana pemanggilan itu terhadap E. Setelah dilakukan pendalaman E terindikasi melakukan orasi yang cenderung provokatif.

"Kita laksanakan koordinasi dengan ahli bahasa. Kita laksanakan pemanggilan, kita jadwalkan antara, Rabu atau Kamis di Polres Jombang terhadap orator yang ad dalam video itu. Ada satu orang inisial E," kata Giadi Nugraha, Senin (11/7/2022).

Baca juga:

Perang Badar

Video yang viral itu merupakan acara penyambutan 317 simpatisan MSAT yang dilepas Polres Jombang. Massa sebelumnya ditangkap karena menghalangi upaya kepolisian menjemput paksa MSAT, pada Kamis, 7 Juli 2022 lalu.

Dalam rekaman itu terlihat ratusan orang berkumpul di bawah tenda di salah satu halaman mirip area Pesantren Shidiqiyyah. Salah seorang berpeci hitam melakukan orasi dan berdiri di depan massa.

Pria itu menyerukan perang untuk membela Shiddiqiyyah. Selain itu pria itu juga menggambarkan ajakan itu seperti perang badar. Yakni sebanyak 313 umat islam dipimpin Rasulullah melawan seribu kaum kafir.

"Selamat datang dari perang badar," kata orator dengan penuh semangat.

Dia terus memberikan semangat bahwa apa yang mereka lalukan merupakan bentuk menjaga wibawa dan harga diri Pesantren Shiddiqiyyah.

"Kita tidak melawan, tapi kita dipukuli. Kita hanya diam. Kita bertahan untuk harga diri, membela santri-santri Shiddiqiyyah. Pesantren kita telah dimasuki oleh mereka-mereka yang berhati terkutuk," lanjut orator berpeci hitam itu.

Polisi menangkap dan menahan MSAT alias Moch Subchi Azal Tsani pada 7 Juli 2022 lalu setelah melalui proses yang alot hingga belasan jam.

MSAT merupakan anak kiai di Ploso Jombang yang terjerat kasus dugaan pelecehan seksual terhadap beberapa anak didiknya sendiri.

Dia dilaporkan pada 2019 silam dengan Nomor LP: LPB/392/X/RES/1.24/2019/JATIM/RESJBG.

MSAT ditetapkan sebagai tersangka bahkan hingga menjadi DPO alias buronan Polda Jawa Timur lantaran terus mangkir dari panggilan Polisi.

MSAT juga dua kali menggugat Kapolda melalui praperadilan, di Pengadilan Negeri Surabaya dan Pengadilan Negeri Jombang. Namun gugatan itu kandas karena hakim menolaknya.

Kemudian upaya jemput paksa pun sempat dihalang-halangi jemaah pesantren setempat. Hingga akhirnya pada Kamis, 7 Juli 2022 lalu dia menyerahkan diri.

Editor: Agus Luqman

  • Shiddiqiyyah
  • MSAT
  • pencabulan santri
  • Pencabulan Santriwati

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!