BERITA

Stok Daging Sapi Terbatas, Pedagang di Poso Menjerit

""Di kabupaten ini di Sulawesi belum pernah tersentuh dengan namanya daging sapi impor," kata seorang pedagang."

Aldrim Thalara

Stok Daging Sapi Terbatas, Pedagang di Poso Menjerit
Pedagang daging sapi di Pasar Sintuwu Maroso, Poso, Sulawesi Tengah. (Foto: Aldrim Thalara/KBR)

KBR, Poso - Harga daging sapi di Pasar Tradisional Sintuwu Maroso, Poso, Sulawesi Tengah masih bertahan di Rp110 ribu per kilogram pada Senin (13/6/2016).

Harga daging tak kunjung turun karena kurangnya stok daging sapi, ditambah lagi permintaan yang tinggi menjelang Hari Raya Idul Fitri.


Dengan harga daging setinggi itu, para pedagang masih mengaku merugi. Karena itu, pedagang sulit memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo agar menurunkan harga daging di pasaran menjadi Rp80 ribu per kilogram.


Para pedagang daging sapi mengatakan saat ini mereka hanya mengambil sapi dari peternak di daerah kabupaten Poso dan dari kabupaten tetangga, seperti kabupaten Tojo Una-Una.


Salah seorang pedagang, Usman mengatakan harga Rp110 ribu per kilogram itu sudah membuat pedagang di daerah Poso merugi. Belum lagi, penjualan daging juga tidak bisa laku dalam sehari.


"Saya rasa pedagang daging di Poso, kalau dia mau turunkan jadi Rp80 ribu per kilogram rasanya tidak mungkin. Karena kalau kita jual Rp100 saja kita sudah rugi," kata Usman.


Pedagang daging sapi lainnya, Wendi mengatakan kabar pemerintah mau menambah ketersediaan daging lewat daging impor juga belum sampai di Poso. Saat ini seluruh pedagang daging sapi hanya mengandalkan ketersedian stok dari peternak setempat dan dari luar kabupaten poso.


"Di kabupaten ini di Sulawesi belum pernah tersentuh dengan namanya daging sapi impor. Makanya kami hanya andalkan petani (peternak) karena kalau tidak andalkan mereka kami tidak bisa layani permintaan," kata wendi.


Karena tingginya permintaan pasar, menjelang Hari Raya Idul Fitri pada awal Juli mendatang, semua pedagang daging sapi di pasar tradisional Sintuwu Maroso Poso sepakat akan menaikan harga hingga Rp120 ribu rupiah perkilogram atau lebih.


Usman pun berharap agar ada perhatian lebih dari pemerintah pusat dan kabupaten untuk segera menyediakan stok sehingga harga bisa stabil dan para pedagang tidak lagi mengalami kerugian.


Editor: Agus Luqman 

  • Poso
  • Sulawesi Tengah
  • Sintuwu Maroso

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!