NUSANTARA

Ricuh, Demo Tolak BBM di Ternate dan Aceh

"Demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di Ternate, Maluku Utara berakhir ricuh."

Danu Mahardika dan Alaiddin Ikrami

Ricuh, Demo Tolak  BBM di Ternate dan Aceh
tolak bbm, aceh, ternate, portalkbr


KBR68H, Jakarta - Demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di Ternate, Maluku Utara berakhir ricuh. Lima orang mahasiswa dan satu orang wartawan Harian Mata Publik Ternate terkena tembakan petugas Kepolisian. Juru Bicara Kepolisian Indonesia, Agus Rianto mengatakan, keenam korban terkena peluru karet Polisi.

"Dari pelaku demonstran ada 6 yang mengalami luka-luka. Kebetulan satu diantaranya adalah wartawan Mata Publik. Keenam tersebut terkena luka tembak api dengan peluru karet. Tidak ada peluru tajam. Karena sesuai dengan protap yang dilaksanakan oelh Polri, dalam pengamanan kegiatan-kegiatan khususnya unjuk rasa dan demonstrasi tidak menggunakan peluru tajam," jelas Agus di kantornya, Senin (17/6)

Juru Bicara Kepolisian Indonesia, Agus Rianto menambahkan, seluruh korban telah dirawat di rumah sakit. Kata dia, Kepala Kepolisian Maluku Utara, Machmud Arifin telah mendampingi korban di rumah sakit. Sebelumnya, demonstrasi menolak penaikan harga BBM hari ini berlangsung di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Makassar, Jakarta dan Ternate.

Sementara itu di Banda Aceh, sebanyak empat mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Aceh ditangkap karena berunjukrasa menolak kenaikan harga BBM. Mereka ditangkap karena tidak mengantongi izin unjukrasa.

 Salah seorang pendemo, Teuku Reza Maulana mengaku telah melayangkan surat permohonan ijin unjuk rasa kepada Kepolisian. Dia menegaskan, mahasiswa tidak akan gentar menolak rencana penaikan harga BBM, meski Kepolisian bertindak represif.

"Ya artinya kita tidak punya izin, padahal kita tidak memerlukan izin. Kita cuma perlu pemberitahuan kepada pihak kepolisian. Ini hak kita yang juga diatur oleh Undang-undang untuk menyuarakan pendapat. Tapi hari ini pihak dewan juga tidak ada itikad baik, tidak ada satu pun yang keluar menjumpai kita.Maka kita mengambil opsi untuk memboikot jalan agar pihak dewan keluar. Tapi apa malah kita dihajar oleh aparat. Kita ini bukan penjahat, kita ini mahasiswa, kita menyuarakan suara rakyat dan kepentingan bersama. Kita setuju dan sepakat menolak kenaikan BBM," katanya.

Teuku Reza Maulana menyesalkan, pembubaran paksa yang dilakukan Kepolisian. Pasalnya, mereka hanya ingin menyampaikan penolakan kenaikan BBM kepada anggota DPRD Aceh. Namun, anggota dewan enggan menemui mahasiswa, sehingga mahasiswa memblokade jalan Daud Bereueh




Editor: Nanda Hidayat

  • tolak bbm
  • aceh
  • ternate
  • portalkbr

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!