BERITA

Petisi Save Bandung Zoo Didukung Hampir 20 Ribu Orang

"Petisi dimulai sebelum kematian Gajah Yani. "

Arie Nugraha

Kebon Binatang Bandung (Foto: Change.org)
Kebon Binatang Bandung (Foto: Change.org)

KBR, Bandung - Hampir 20 ribu orang mendukung penyelamatan Kebun Binatang Tamansari Bandung. Ini terlihat dari perolehan jumlah tanda tangan terakhir dalam petisi SaveBandungZoo yang diunggah di lamanwww.change.org.

Akhir pekan lalu, jumlah penandatangan petisi berada di angka 12 ribu.

Associate Campaignerchange.org Indonesia, Dhenok Pratiwi menjelaskan, petisi penyelamatan kebun binatang Bandung ini sebetulnya sudah ada sebelum kematian seekor gajah Sumatera bernama Yani. Petisi ini ditujukan kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Yayasan Taman Margasatwa Taman Sari.

"Tujuannya adalah untuk menyelamatkan Kebun Binatang Bandung karena banyak kasus, salah satunya gajah yang mati di sana," kata Dhenok, Senin (16/5/2016).

Petisi ini sudah mendapatkan tanggapan positif dari Walikota Bandung Ridwan Kamil yang juga setuju bahwa Kebun Binatang Bandung perlu diperbaiki.  

Sebelumnya, BKSDA Jawa Barat menyatakan, jika diketahui terdapat virus ataupun penyakit pemicu kematian gajah, maka tidak menutup kemungkinan satwa hidup lain yang ada di Kebun Binatang Tamansari, Bandung, seluruhnya akan dilakukan pemeriksaan medis.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menyatakan dalam pesan singkatnya kepad KBR, seluruh pemeriksaan dan penyelidikan terkait dengan kasus Kebun Binatang Tamansari Bandung diserahkan sepenuhnya kepada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.

Baca juga:

Bonbin Bandung Diberi Tenggat Tiga Bulan Perbaiki Pengelolaan 

Kematian Gajah Yani, Menteri Siti: Perawatan Gajah Tidak Bisa Sembarangan   

  • Kebon Binatang Bandung
  • gajah yani
  • kematian gajah yani

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!