BERITA

Tangki Penampungan Bocor, Ratusan Ton CPO Cemari Sungai Kumai

"Tumpahan itu mengalir hingga ke Selat Karimata."

Alex Gunawan

pencemaran sungai kumai
Sungai Kumai nampak memerah karena tumpahan ratusan ton CPO yang bocor dari tangki penampungan PT Gemareksa Mekarsari. (Istimewa)

KBR, Kumai- Ratusan ton minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) PT Gemareksa Mekarsari tumpah dan mencemari sungai Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Minyak itu disimpan di tangki penampungan Pelabuhan Tanjung Kalaf, Desa Bumiharjo Kecamatan Kumai. 

Kepala Departemen Mitigasi Risiko Sosial dan Lingkungan Sawit Watch Carlo Nainggolan meminta, pencemaran tersebut harus segera ditangani. Apalagi, kata dia, letaknya sangat dekat dengan laut. Tumpahan CPO tak bisa dianggap sederhana dengan dalih cairan nabati. Sebab faktanya, CPO tetap berbahaya bagi ekosistem sungai dan biota laut.

"CPO itu modelnya kan minyak yang asam. Paling minim itu ya kerusakan ekosistem yang di situ, kalau sungai kan tidak konstan di situ, dia pasti akan mengalir ke wilayah hilirnya, di sepanjang aliran yang terkena luapan CPO yang bocor dari kilang," kata Carlo saat dihubungi KBR, Minggu (17/5/2015).  

Itu pasti digunakan untuk masyarakat, seperti ikan itu pasti akan mati dia. Jadi ini meski ini nabati tapi dampaknya hampir sama kalau kayak minyak bumi yang jebol di laut atau di sungai begitu,"  ujarnya lagi.

Dihubungi terpisah, Staff Laboratorium PT Gemareksa Mekarsari, Sutaryo menyampaikan pihak perusahan telah melakukan penanganan atas tumpahan CPO yang terlanjur mengalir di Sungai Kumai. Sejauh ini, menurut perkiraan timnya, CPO yang bocor dari salah satu tangki itu sekitar 200 ton. Namun, perusahaan masih akan melakukan investigasi mendalam terkait banyaknya CPO yang sudah mengalir keluar tangki. 

Editor: Dimas Rizky

  • Pencemaran
  • Tumpahan
  • CPO
  • Kumai
  • lingkungan
  • berita
  • sungai kumai

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!