BERITA

Cerita Warga Soal Banjir Jatiasih, 'Ini yang Terparah Sejak 1993'

"Banjir yang terjadi hingga ketinggian empat meter lebih"

Randyka Wijaya

Cerita Warga Soal Banjir Jatiasih, 'Ini yang Terparah Sejak 1993'
Warga di Perumahan Pondok Gede Permai Jatiasih, Bekasi, mulai membersihkan lumpur sisa banjir. (Foto: Randyka Wijaya/KBR)

KBR, Jakarta- Salah satu warga korban banjir di Perumahan Pondok Gede Permai Jatiasih, Bekasi, Dian (40), mengatakan dua hari ini adalah banjir terparah sejak ia tinggal tahun 1993. Kata dia, banjir kali ini hingga menenggelamkan rumahnya.

"Saya (tinggal) dari tahun 1993, ini (banjir) yang paling parah empat meter lebih, orang nggak kelihatan rumah saya," kata Dian di Perumahan PGP Jatiasih, Bekasi, Jumat (04/22).


Dian mengatakan tidak sempat menyelamatkan semua harta bendanya. "Cuma surat-surat aja (dan) ijazah kaya gitu (yang) saya selametin. (Barang-barang) yang lain mah nggak ada kaya TV juga," ujarnya.


Saat ini banjir mulai surut sejak empat pompa air dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane diterjunkan. Pompa itu mampu menyedot air hingga 80 liter per detik. Selain itu, Kementerian PU juga akan membangun tanggul sementara dengan panjang 20 meter di pinggir sungai Bekasi di sekitar pemukiman.


Meski begitu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Daerah Kota Bekasi Herry Ismiradi mengatakan pihaknya tidak bisa menjamin kondisi aman dari banjir. "Kemarin saja sudah surut, surut satu jam kemudian air naik dengan derasnya," ujarnya.


Pihaknya tetap mengimbau warga untuk selalu waspada mengantisipasi datangnya banjir susulan. 

Baca juga:

Banjir di Jatiasih Surut, BPBD Tak Jamin Bebas Banjir 

 Banjir di Bekasi

Editor: Dimas Rizky

  • banjir bekasi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!