BERITA

Hampir Seluruh Pabrik Tekstil di Hulu Citarum tak Punya IPAL

"Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, pabrik-pabrik di Majalaya sudah berdiri sejak tahun 1970-an dan saat itu tidak diwajibkan memiliki IPAL. "

Gun Gun Gunawan

Hampir Seluruh Pabrik Tekstil di Hulu Citarum tak Punya IPAL
ilustrasi (foto: Antara)

KBR,Jakarta - Hampir seluruh pabrik tekstil di Majalaya, Kabupaten Bandung, tak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Hal tersebut diakui oleh Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat. 

Ade mengatakan, pabrik-pabrik di Majalaya sudah berdiri sejak tahun 1970-an dan saat itu tidak diwajibkan memiliki IPAL.

"Saya lihat sih industri yang ada di hulu sungai yaitu di Majalaya kan sudah berdiri sejak 1970. saat itu belum ada kewajiban bangun IPAL. Itu menjadi kendala tapi harusnya jadi tanggungan Pemda setempat. Bisa saja ditutup tapi sulit karena berhubungan dengan ketenagakerjaan," kata Ade Sudrajat.

Namun demikian Ade Sudrajat mengkalim industri tekstisl hanya menyumbang 20 persen limbah ke sungai Citarum sementara yang terbesar yaitu limbah keluarga sebesar 65 persen. 

Sebelumnya organisasi lingkungan Greenpeace mengeluarkan laporan terbarunya soal pembuangan limbah industri yang mengandung sejumlah bahan kimia beracun dan berbahaya ke Sungai Citarum Jawa Barat. 

Juru Kampanye Air Bebas Racun Greenpeace Indonesia, Ahmad Ashov Birry mengatakan, setelah melakukan investigasi sejak Mei 2012, Greenpeace menemukan bahwa PT Gistex Group telah membuang bahan kimia berbahaya ke Sungai Citarum. 

PT Gistex Group merupakan industri tekstil di Indonesia yang mensuplai produk mereka ke sejumlah merek fashion internasional seperti GAP, Banana Republic dan Old Navy.

Editor: Antonius Eko  

  • pencemaran
  • Sungai Citarum

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!