NUSANTARA

Kemiskinan di Balikpapan Didominasi Para Pendatang

"KBR68H, Balikpapan - Tingginya angka kemiskinan di Provinsi Balikpapan, Kalimantan Timur didominasi oleh para pendatang."

Teddy Rumengan

Kemiskinan di Balikpapan Didominasi Para Pendatang
kemiskinan, balikpapan, pendatang

KBR68H, Balikpapan - Tingginya angka kemiskinan di Provinsi Balikpapan, Kalimantan Timur didominasi oleh para pendatang.  Angka kemiskinan di Balikpapan di tahun 2013 mencapai 240 ribu dan dominasi para pendatang yang mencapai 70%.

Asisten III Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Bidang Kesejahteraan Rakyat Bere Ali menyatakan, bahwa para pendatang ini justru yang menambah angka kemiskinan di Kaltim cukup tinggi, karena umumnya mereka datang tanpa keahlian maupun pendidikan yang cukup.

"Para pendatang adalah mereka yang tidak terampil, sehingga di dalam data kita mereka telah menambah jumlah penduduk miskin kita, pendatang tanpa keahlian," kata Bere Ali, Minggu (16/3).

Umumnya pendatang terbanyak berasal dari pulau Jawa mencapai 60 persen, kemudian diikuti Sulawesi dan Sumatera. Balikpapan menjadi tujuan warga dari berbagai daerah di seluruh pelosok nusantara dan bahkan dari berbagai bangsa di seluruh dunia untuk mengadu nasib dan mencari pekerjaan. Umumnya mereka dipengaruhi oleh pandangan yang menganggap bahwa Kaltim memiliki kandungan sumber daya alam yang melimpah ruah.

Menurutnya, rata-rata pendatang ingin merubah nasib, karena mengetahui di Kaltim banyak perusahaan tambang, migas dan perkebunan. Hanya saja, justru rata-rata mereka hanya bisa bekerja
sebagai kuli maupun buruh lepas, karena tidak mempunyai keahlian dan pendidikan.

Kondisi inilah yang menyebabkan permasalahan kependudukan yang pada akhirnya semakin mendongkrak laju kemiskinan di Balikpapan.


Editor: Luviana

 

  • kemiskinan
  • balikpapan
  • pendatang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!