BERITA

Gajah Liar Masuk Pekarangan SD di Aceh, Sekolah Bubar

""Teman-teman petugas BKSDA langsung melakukan pengusiran. Mereka tadi juga minta tambahan mercon.""

Erwin Jalaludin

Gajah Liar Masuk Pekarangan SD di Aceh, Sekolah Bubar
Gajah liar berkeliaran di sekitar SD di Lhokseumawe, Kamis (16/1/2020). (Foto: Video BKSDA Aceh)

KBR, Bener Meriah – Seekor gajah liar menggegerkan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Dirgantara, di Desa Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Kamis pagi (16/1/2020).

Gajah itu masuk pekarangan SD hingga menyebabkan aktivitas belajar dan mengajar di sekolah itu terhenti.


Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Lhokseumawe BKSDA Aceh, Kamarudzaman mengatakan, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sudah diterjunkan kelokasi untuk mengusir gajah menggunakan mercon Atau petasan.


Langkah ini dilakukan untuk mengatasi keresahan warga setempat.  


”Pagi-pagi ada informasi gajah masuk. Tapi sekarang sudah keluar ke Sayeung, desa tetangga. Teman-teman petugas BKSDA langsung melakukan pengusiran. Mereka tadi juga minta tambahan mercon. Saya suruh kirim  untuk menambah kekuatan pengusiran secara manual menggunakan mercon," kata Kamarudzaman kepada KBR, Kamis (16/1/2020).


Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Lhokseumawe, Kamarudzaman mengatakan gajah yang berkeliaran di perkarangan SD pedalaman Gayo itu berjenis kelamin jantan dan tanpa gading.


Menurutnya, gajah itu diberi nama Magna oleh warga setempat.


”Sekarang gajah itu sudah bergeser dari perkarangan SD Negeri Dirgantara. Kita pasok lagi mercon kesana,” kata Kamarudzaman.


'Gangguan' gajah itu sempat menghentikan aktivitas sekitar 100-an pelajar di SD Negeri Dirgantara. Para orang tua siswa menjemput anak-anak mereka lebih awal karena gajah liar itu.


Editor: Agus Luqman 

  • aceh
  • BKSDA
  • gajah liar
  • Lhokseumawe

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!