NUSANTARA

Didatangi TNI, Warga Memilih Bertahan di Lokasi KEK Mandalika Resort

"Warga tetap bertahan hingga sengketa lahan hingga mendapatkan penyelesaian dari pemerintah dan pihak ITDC."

Hanapi

Didatangi TNI, Warga Memilih Bertahan di Lokasi KEK Mandalika Resort
TNI melakukan pengosongan di salah satu cafe di kawasan Mandalika Resort. Foto: Hanapi

KBR, Jakarta - Puluhan prajurit TNI bersenjata mulai datangi warga yang meninggali lahan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika Resort, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mereka meminta agar warga meninggalkan rumah di lahan sengketa. Padahal, hingga kini kawasan itu masih berstatus sengketa dengan pihak pengembang, ITDC (Indonesia Tourism Developement Coorporation).

Pendamping Warga, Lalu Martadinata menyatakan, warga tetap bertahan hingga sengketa lahan hingga mendapatkan penyelesaian dari pemerintah dan pihak ITDC.


“Seperti yang saya katakan tadi bahwa saya akan memfasilitasi para pihak ini ketemu, Bupati terpilih, Danrem, ITDC, saya dan salah satu dari perwakilan masyarakat bertemu bagaimana solusi terbaik minggu depan. Kemudian point yang kedua kedatangan saudara-saudara aparat saya juga sangat memaklumi ini menyadari posisinya hanya menjalankan perintah tidak ada daya upaya. Oleh karena itu seperti yang tadi di sampaikan bahwa poinya pada hakekatnya sama bahwa tidak bisa mengizinkan dan tidak mampu untuk mencegah,” kata Lalu Martadinata (24/01/2016).


Saat ini, warga membiarkan apa yang dilakukan aparat. Sebab warga bermasalah dengan ITDC dan Pemerintah yang hingga kini belum membayar lahan mereka.


Pada April tahun lalu, kawasan Mandalika Resort dikunjungi Presiden Joko Widodo. Pemerintah berencana menggelontorkan dana sebesar 1,8 triliun Rupiah. Namun hingga kini kawasan itu masih bersengketa, lantaran 13 titik lahan seluas 109 hektar dari 1.135 hektar luas keseluruhan lahan belum dibayar.  

  • Mandalika Resort
  • lombok
  • kawasan ekonomi khusus

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!