NUSANTARA

Banjir Manado, 4500-an Keluarga akan Direlokasi ke Rumah Susun

"Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara, berencana merelokasi korban banjir yang mendiami sekitar daerah aliran sungai (DAS)."

Zulkifli Madina

Banjir Manado, 4500-an Keluarga akan Direlokasi ke Rumah Susun
Banjir Manado, 4500-an Keluarga, Rumah Susun

KBR68H, Manado Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara, berencana merelokasi korban banjir yang mendiami sekitar daerah aliran sungai (DAS).

Walikota Manado, Vikky Lumentut mengatakan, sebanyak 4.540 keluarga yang tinggal di daerah aliran sungai baik di Sungai Tondano, Sawangan dan Sario akan di relokasi ke rumah susun atau Rusunawa.

“Lahan rumah susun sudah siap dan yang akan di relokasi ada 540 rumah hanyut dan 3.700 rumah rusak berat,” kata Vikky Lumentut.

Lumentut menambahkan, Pemerintah akan membangun tiga buah rumah susun di Kecamatan Singkil, Tikala dan Wanea. Pemkot Manado, lanjut dia, juga melakukan pembebasan lahan di area bantaran sungai sepanjang 10 hingga 15 meter di kiri-kanan sungai.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Sulut, Sinyo Harry Sarundayang mengatakan, Daerah resapan di 3 kabupaten kota yang di lewati oleh tiga sungai besaryakni Sungai Tondano, Sawangan dan Sario saat ini sudah tidak berfungsi. Ini terjadi akibat banyaknya peralihan fungsi seperti pembangunan perumahan, perusahaan, pembuangan sampah dan penebangan pohon secara ilegal di daerah bantaran sungai dan di pegunungan.

“Nanti di Bulan Maret ini para walikota dan bupati akan dipanggil untuk rapat dalam membahas pencegahan mengatasi banjir yang datang ke Kota Manado,” jelas Sinyo Harry Sarundayang.

Sarundayang mengakui, Kota Manado juga tidak memiliki daerah resapan buatan. Karenanya, ia mengimbau agar masyarakat membuat daerah resapan di rumah masing-masing. 

Editor: Anto Sidharta

  • Banjir Manado
  • 4500-an Keluarga
  • Rumah Susun

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!