NUSANTARA
Jalur Pendakian Rinjani Ditutup 3 Bulan, Porter Menganggur
Rachmawati
KBR68H, Mataram - Jalur pendakian ke Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat ditutup sejak hari ini hingga tiga bulan ke depan.
Ini lantaran intensitas hujan semakin meningkat yang menyebabkan kabut tebal dan jalur pendakian licin. Hal itu akan membahayakan keselamatan para pendaki gunung tertinggi ketiga di Indonesia ini.
Kondisi ini praktis membuat puluhan hingga ratusan porter (pengangkut barang) dan guide (pemandu) pendakian menganggur. Meskipun, mereka memaklumi alasan penutupan jalur pendakian.
Untuk aktivitas pendakian ke Rinjani, dari jalur Senaru, sebagian besar porter dan pemandu berasal dari perkampungan Adat Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Mereka menggantungkan hidup dengan profesi sebagai porter dan pemandu pendakian ke puncak Rinjani.
Salah satu porter pemandu Gunung Rinjani, Rahadi, penutupan jalur
pendakian juga menyebabkan penghasilan mereka hilang. Padahal saat
kondisi normal, sebulan tiap pemandu bisa mendaki hingga delapan kali.
"Katanya
sih tanggal 10 ini ditutup, ya biasanya jadi pengangguran, cari kerjaan
lain disawah atau kebun. Kadang-kadang kita naik itu kan, tiga atau
empat kali per bulan atau lima kali. Bahkan sampai delapan kali sebulan.
Kadang satu malam nginap di rumah, lalu naik lagi. Sekarang harga
porternya per malamnya, per harinya itu Rp 125 ribu, guide Rp 150,” kata
Rahadi, Porter dari Desa Senaru.
Informasi cuaca dari BMKG
Selaparang Bandara Internasional Lombok menyebutkan curah hujan di Taman
Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan sekitarnya meningkat dengan
intensitas sedang hingga lebat.
- Gunung Rinjani
- BMKG
- Pendakian
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!