NASIONAL

Tiga Titik Relokasi Korban Gempa Cianjur

"Prioritas relokasi hunian adalah untuk warga yang lahan bangunan rumahnya berada di daerah rawan."

Astri Yuanasari

Tiga Titik Relokasi Korban Gempa Cianjur
Relawan mencari korban yang tertimbun longsor akibat gempa magnitudo 5,6 di Cijendil, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).Foto:Antara/Wahyu

KBR, Jakarta- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat telah menyiapkan tiga titik lahan untuk relokasi warga korban gempa 5,6 Magnitudo yang terjadi awal pekan lalu.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan tiga titik yang disiapkan untuk lahan relokasi berada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku seluas 2,5 hektare, yang kedua di Desa Mande, Kecamatan Mande seluas 4 hektare, dan lokasi ketiga di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, seluas 10 hektare.

"Alhamdulillah yang di Kecamatan Cilaku, Desa Sirnagalih insyaallah tidak akan lama lagi tim akan action untuk perataan-perataan tanah mudah-mudahan dari Kementerian PU ini bisa dipercepat untuk pembangunan-pembangunannya," kata Herman dalam keterangan pers, Senin, (28/11/2022).

Prioritas Relokasi

Herman menyebut, prioritas relokasi hunian adalah untuk warga yang lahan bangunan rumahnya berada di daerah rawan, atau berada di titik lempengan patahan gempa. Yakni di Kecamatan Cugenang, utamanya di daerah Cijedil yang terjadi longsor, dan kampung Gintung, desa Mangunkerta.

"Yang ketiga di Desa Sarampad, yang mana di Desa Sarampad itu merupakan titiknya terjadinya bencana gempa yang kemarin terjadi," ucapnya.

Herman menambahkan, saat ini sudah ada 3.500 data yang terverifikasi terkait tingkat kerusakan rumah. Nantinya, setiap rumah rusak berat mendapatkan bantuan sebesar Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak ringan Rp10 juta. Ia menargetkan, dalam waktu 5-6 hari ke depan, tim bisa menyelesaikan verifikasi data tersebut.

"Sehingga nanti dari verifikasi akan keluar mana yang kategori rusak berat, mana yang kategori rusak sedang, mana yang kategori rusak ringan," imbuhnya.

323 Korban Meninggal

Selain itu, per Senin, (28/11), Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Gempa akan dipimpin langsung oleh Bupati Cianjur, Herman Suherman.

Di hari pertamanya memegang komando, Herman mengumumkan dalam 24 jam terakhir telah ditemukan dua korban meninggal karena tertimbun.

"Sehingga meninggal dunia sudah tercatat 323 jiwa. Artinya penambahan hari ini Senin tanggal 28 bulan 11 adalah 2 jiwa. Korban hilang yang masih dalam pencarian sampai saat ini tinggal 9 jiwa lagi. Mudah-mudahan ini besok kita teruskan mohon doanya mudah-mudahan bisa ditemukan," kata Herman dalam keterangan pers, Senin, (28/11/2022).

Herman menyebut, hingga Senin, masih ada 108 orang luka berat yang masih dirawat, sedangkan korban luka ringan seluruhnya sudah tertangani dan kembali ke rumah masing-masing.

Bukan Bencana Nasional

Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut Gempa Cianjur termasuk kategori bencana daerah, bukan nasional.

Oleh karena itu, ketua Satgas Penanggulangan Gempa akan diemban oleh Bupati Cianjur Herman Suherman. Bupati Cianjur Herman Suherman akan menjadi kepala satgas tujuh hari setelah peristiwa terjadi, yakni mulai Senin, (28/11).

Meski begitu, Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan, masih perlu bimbingan dan arahan dari tim penanganan bencana dari pemerintah pusat.

"Sejak mulai hari ini pengendalian ke bencana alam di kabupaten Cianjur secara estafet telah diberikan kepada pemerintah kabupaten Cianjur, ke Forkopimda kabupaten Cianjur. Walaupun belum 100% karena kami Forkopimda masih perlu bimbingan dan arahan dari BNPB, dari Basarnas, dari BMKG," kata Herman.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Gempa Cianjur
  • korban gempa cianjur
  • Relokasi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!