KBR, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan RI Jimly Asshiddiqie mengatakan nama Abdurahman Wahid atau Gus Dur tidak masuk dalam daftar calon penerima gelar pahlawan nasional tahun ini.
Sejak 2010, presiden keempat itu saban tahun masuk usulan calon pahlawan nasional. Namun apa sebab tahun ini tim Kementerian Sosial tak lagi memasukkan nama Gus Dur, Jimly tak tahu.
"Yang paling banyak pertanyaan selama ini Gus Dur dan Soeharto. Kedua nama itu sudah berkali-kali diajukan. Tapi tahun ini tidak diajukan oleh Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat(TP2GP). (Alasannya?) Tanya sama timnya," kata Jimly di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (1/11/2018).
Jimly menjelaskan ada enam nama yang diusulkan kepada presiden untuk menerima gelar pahlawan nasional tahun ini. Nama-nama itu baru akan diumumkan 9 November nanti. Menurut dia, tahun ini keenam nama berasal dari kalangan sipil.
Sebelumnya sejak 2010 atau setahun setelah Gus Dur meninggal, namanya setia masuk dalam calon penerima gelar pahlawan nasional. Namun, dia tak kunjung dianugerahi gelar tersebut.
Semasa hidup, Gus Dur dikenal berkomitmen menyebarkan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan demokrasi. Ketika menjabat sebagai presiden, Gus Dur mencabut larangan bagi orang Tionghoa menggunakan nama asli dan beribadah di klenteng. Gus Dur pun lantas menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional.
Baca juga:
Editor: Nurika Manan