NASIONAL

Cegah Radikalisme, Pakar: Pendekatan Budaya Lebih Efektif Ketimbang Militeristik

" Kalau radikalisme ini ditangani dengan operasi militer, tindakan kekerasan, itu malah senang, medan jihad ini."

Resky Novianto

Cegah Radikalisme, Pakar: Pendekatan Budaya Lebih Efektif Ketimbang Militeristik
Warga beraktivitas dekat spanduk tolak terorisme radikalisme di kawasan Jl Malioboro, Yogyakarta, Selasa (15/5/2019). (Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

KBR, Jakarta - Pencegahan radikalisme di Indonesia dinilai akan jauh lebih efektif menggunakan pendekatan kebudayaan, ketimbang militeristik. Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia Ngatawi Al-Zastrow mengatakan, radikalisme bisa ditangkal dengan memanfaatkan kearifan lokal setiap daerah.

"Perlu dirumuskan yang disebut dengan gerakan melawan radikalisme dengan pendekatan kebudayaan atau menjadikan kebudayaan sebagai instrumen melawan radikalisme," ujar Ngatawi dalam Diskusi Publik Bertajuk 'Radikalisme dan Cita-Cita Khilafah Islamiyah dalam Perspektif Keamanan Nasional secara daring, Minggu (14/8/2022).

"Karena apa? Kalau radikalisme ini ditangani dengan operasi militer, tindakan kekerasan, itu malah senang, medan jihad ini, kesempatan masuk surga secara cepat. Lucu kan? Kesempatan untuk melegitimasi kekuasaan ini tagut," sambungnya.

Ngatawi Al-Zastrow yang merupakan eks juru bicara Gus Dur menambahkan, pendekatan kebudayaan bukan menjadi solusi tunggal atas maraknya radikalisme dan terorisme.

Baca juga: BNPT Temukan 1.500-an Kotak Amal Dana Teroris di Jabar

Namun, kebudayaan bisa dimaksimalkan untuk menyadarkan orang atas paham radikal.

"Harus disentuh agar bisa tergugah untuk bisa berubah dan strategi ini menurut saya bisa saja berhasil, saya yakin gerakan radikalisme bila diberikan pengertian tentang kebudayaan akan sedikit demi sedikit melunak" tuturnya.

Sehingga kata dia, nilai-nilai budaya akan lebih mudah ditumbuhkan ke dalam hati jiwa seseorang untuk mencegah radikalisme lebih jauh lagi.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan, penyebaran ideologi terorisme dan radikalisme berkembang sangat cepat. Dia bahkan mengibaratkannya seperti virus COVID-19.

Baca juga: Tangkal Radikalisme dari Sekolah, Pemprov Jatim Minta Siswa Tak Merundung

Untuk menumpasnya kata dia, harus bersama-sama menemukan vaksin. Semua lembaga nasional maupun internasional diharapkan dapat saling bekerja sama memutus penyebaran terorisme dan radikalisme.

Editor: Wahyu S.

  • radikalisme
  • radikal
  • terorisme
  • strategi cegah terorisme
  • BNPT
  • Ngatawi Al-Zastrow

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!