NASIONAL

BBM Subsidi, Pertamina: Kuota Menipis

""Kuotanya yang memang kalau tidak ada pengaturan ini tidak akan cukup hingga akhir tahun," "

Dwi Reinjani

subsidi BBM
Ilustrasi: Antrean BBM subsidi di Bogor. (Antara)

KBR, Jakarta-  PT Pertamina mengatakan belum mendapat arahan apapun dari pemerintah terkait BBM bersubsidi.  Juru Bicara Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan saat ini kuota subsidi BBM sudah menipis.

Kata dia,  diprediksi BBM subsidi akan habis sebelum akhir tahun jika tidak ada pembatasan.

 "Itu untuk pertalite juga sudah ada di angka 16,8 juta, dengan kuota 23 juta artinya masih tersisa 6,2 juta per akhir Juli. Sementara untuk solar sudah tersalurkan 9,9 juta kL dari 14,9 juta kL dari kuota yang ditetapkan Pertamina. Artinya kan sudah minim juga itu sampai akhir Juli. Nah ini di bulan Agustus berarti sudah berkurang. Ini kembali ke kuotanya yang memang kalau tidak ada pengaturan ini tidak akan cukup hingga akhir tahun," ujar Irto Saat dihubungi KBR, Selasa (23/08/2022)

Irto menegaskan, untuk stok BBM, Pertamina menjamin kebutuhan pasok nasional aman. Namun untuk kuota subsidi jika tidak ada pembatasan maka harus ada penambahan kembali.

"Kita belum ada arahan khusus dari pemerintah tapi begini kalau kita bicara subsidi nanti harus melihat apakah masih tetap ada subsidi pada BBM yang disalurkan. Kalau memang ada subsidi tentunya harus digarisbawahi itu harus tepat sasaran kepada yang benar-benar mendapatkan. Makanya nanti perlu dipertimbangkan lagi tentunya nanti ada arahan dari pemerintah," ujar Irto.

Lebih lanjut Irto menjelaskan, jika harga BBM subsidi ditentukan pemerintah,maka untuk nonsubsidi menjadi hak sepenuhnya pertamina. 


Baca juga:


Kata dia per pekan lalu Pertamina telah menaikan beberapa jenis BBM seperti Pertamax Dex, Dexlite dan Pertamax Turbo mengikuti nilai keekonomian harga minyak dunia.

"Iya kalo nonsubsidi itu ada beberapa untuk Dexlite maupun Pertamina Dex itu sudah kita sesuaikan bersama dengan pertamax turbo di awal bulan Agustus. Yang memang belum bahan bakar umum khususnya Pertamax karena ini memang masih ada unsur subsidi dari Pemerintah." Pungkasnya.

3 Pilihan

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan saat ini ada tiga pilihan yang muncul yakni menaikkan anggaran subsidi, mengendalikan volume BBM dengan melakukan pembatasan, dan menaikkan harga BBM.

Ia mengakui bahwa ketiga pilihan tersebut tak ada yang mengenakkan.

"Pemikirannya kan cuman   tiga kan jadinya. Satu, subsidinya naik menjadi mendekati 700 triliun, 698. Kedua volumenya dikendalikan. Karena kalau volumenya terus, kalau dikendalikan kan berarti harus ada yang boleh beli dan enggak boleh beli. Boleh belinya berapa? Atau yang ketiga naikin BBMnya. Semuanya kombinasi di antara tiga ini. Tiga-tiganya enggak enak,"  kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Selasa  (23/8/22)..

Namun di sisi lain, kata dia APBN sudah sangat berat karena anggaran subsidi sudah naik tiga kali lipat namun tetap tak mencukupi dan terus kurang.

Kata dia, saat ini kata dia para menteri saling koordinasi dan diminta untuk terus membuat exercise terkait kebijakan ini.

Ia juga memastikan pemerintah bakal memperhatikan sejumlah hal dalam menentukan kebijakan soal BBM bersubsidi ini yakni soal daya beli masyarakat terutama masyarakat terbawah, kapasitas APBN, dan pemulihan ekonomi.

Editor: Rony Sitanggang

  • subsidi energi
  • Sri Mulyani
  • BBM bersubsidi
  • subsidi bbm

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!