BERITA

Warga Perbatasan Aceh Utara Masih Terisolir Kesehatan

"Masyarakat yang tinggal di area perbukitan itu harus menempuh jarak sejauh 7 kilometer untuk memperoleh pengobatan"

Erwin Jalaludin

Warga Perbatasan Aceh Utara Masih Terisolir Kesehatan
Ilustrasi foto: Antara

KBR, Lhokseumawe -  Minimnya tempat pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan Aceh Utara mengakibatkan ribuan warga yang tinggal di Desa Krueng Baro, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara sulit mendapat pelayanan kesehatan. Hal itu disampaikan Kepala Desa Krueng Baro, Muzakkir Ilyas. Muzakkir mengatakan situasi itu bisa diatasi dengan pembangunan puskesmas pembantu (Pustu). Sehingga, masyarakat bisa mudah memperoleh penangan medis.

” Pelayanan kesehatan masih kurang kali Pak, apapun itu ? Misalnya, masalah posyandu, gizi untuk anak-anak dan ibu hamil dan kesehatan lainnya. Seharusnya, masyarakat kami ini sekurang-kurangnya ada polindes, yakni bidan desa (bides) di Desa Kami ini Krueng Baro, ” keluh Muzakkir kepada KBR, Senin (3/8/2015).

Muzakkir menambahkan pihaknya meminta Pemkab Aceh Utara segera membangun pusat kesehatan dikawasan perbatasan tersebut. Kata dia,  selama ini masyarakat yang tinggal di area perbukitan itu harus menempuh jarak sejauh 7 kilometer untuk memperoleh pengobatan. Kata dia, ongkos berobat juga menjadi mahal karena biaya transportasi ojek yang cukup tinggi yakni Rp 15-Rp20 ribu per orang.

” Kalau Kami berobat ke Ibukota Kecamatan Sawang sama dengan jaraknya berobat ke Kabupaten tetangga di Puskesmas Gandapura, Bireun. Bagaimana kalau sifatnya emergency tentu bisa-bisa warga yang sakit tak tertolong akibat jarak tempuh dan ruas jalan yang dilalui terjal dengan kondisi rusak parah. Jangan abaikan Kami dipelosok sini, ” keluhnya.

Desa Krueng Baro terletak di perbatasan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun. Desa itu berjarak sekitar 80 Kilometer dari arah timur Kota Lhokseumawe.

Editor: Malika

  • kesehatan di aceh
  • pelayanan kesehatan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!