NASIONAL

Kelompok Bersenjata di Papua Tewaskan 10 Warga, ULMWP: Kedepankan Dialog

""Selama itu tidak ada (dialog-red), TNI, Polri, TPNPB, warga sipil baik dari Papua maupun dari Indonesia itu akan tetap senantiasa menjadi korban," "

Resky Novianto

Kelompok bersenjata di Papua, pemakaman korban serangan Nduga di Palu, Sulteng, Senin (18/7/22).(Ant
Kelompok bersenjata di Papua, pemakaman korban serangan Nduga di Palu, Sulteng, Senin (18/7/22).(Antara/Mohamad Hamzah)

KBR, Jakarta- Peristiwa penyerangan warga sipil oleh Kelompok  Bersenjata  di Nduga, Papua tewaskan 10 orang pada Sabtu (16/7). Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menilai peristiwa itu sebagai akibat dari ulah pemerintah yang tidak mengedepankan dialog terkait penyelesaian konflik di Bumi Cendrawasih. 

Kata  Direktur Eksekutif ULMWP, Markus Haluk, yang terjadi di Papua merupakan masalah politik yang harus diselesaikan secara politik.

"Tidak bisa masalah politik diselesaikan dengan pembangunan diselesaikan dengan undang-undang, tidak bisa. Jadi para pihak yang berkonflik itu mesti duduk bicara dan diselesaikan secara politik itu baru bisa. Tapi selama itu tidak ada (dialog-red), TNI, Polri, TPNPB, warga sipil baik dari Papua maupun dari Indonesia itu akan tetap senantiasa menjadi korban," ujar Markus saat dihubungi KBR, Senin (18/7/2022).

Direktur Eksekutif ULMWP, Markus Haluk mengatakan, pada 30 September 2019 silam, rakyat Papua melakukan aksi semesta melawan rasisme. Kala itu, Presiden Joko Widodo, sudah bersepakat untuk berunding dengan kelompok pro referendum seperti ULMWP.

Akan tetapi, kata dia, perundingan atau dialog yang disepakati urung terlaksana hingga saat ini.

"Perlu diingatkan janji itu kapan ditepati, karena tinggal satu atau dua tahun lagi pemilu presiden akan dilakukan," tuturnya.

Baca juga:

Kelompok Bersenjata di Papua, Sopir Bupati Nduga Jadi Korban

Terancam, Ratusan Nakes Mengungsi dari Mamberamo Tengah

Sebelumnya, Kelompok Bersenjata di Nduga, Papua, menyerang warga sipil dan menyebabkan 10 orang tewas dan dua luka-luka. Polda Papua mengatakan jumlah penyerang   sekitar 20 orang.

Peristiwa ini menambah panjang daftar tragedi kemanusiaan yang telah terjadi beberapa tahun terakhir di Bumi Cendrawasih.

Editor: Rony Sitanggang

  • konflik Papua
  • penyerangan warga
  • Direktur Eksekutif ULMWP
  • Markus Haluk
  • Dialog Damai Papua
  • Kelompok Bersenjata di Papua

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!