BERITA

Penghapusan PPnBM, Aprindo Jamin Produk Lokal Tetap Bersaing

"Aprindo menyatakan penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah atau PPnBM tidak akan terlalu berdampak pada perkembangan industri dalam negeri."

Aika Renata

Penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah atau PPnBM. Foto: Antara
Penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah atau PPnBM. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menilai penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah atau PPnBM tidak akan terlalu berdampak pada perkembangan industri dalam negeri. Wakil Ketua Umum APRINDO Tutum Rahanta mengatakan industri lokal tidak takut bersaing dengan produk impor, walaupun ada PPnBM.

Tutum justru menyoroti masalah yang menghambat perkembangan industri lokal, yaitu soal produksi barang lokal yang belum efisien. Karena itu Tutum minta agar pemerintah menyiapkan sarana, prasarana dan pembinaan pada efisiensi indusri lokal.

"Industri dalam negeri ini bukanlah soal tarif PPnBM tapi ke-efisienan kita memproduksi barang. Kalau siap, kita siap waktunya. Tapi apakah industri kita sudah di-setting demikian? Persiapan kan bukan hanya dari pengusaha saja tapi kesiapan dari pemerintah juga harus disertakan. Fakta di lapangan itulah yang harusnya lebih penting," kata Tutum Rahanta, Kamis, (9/8/2015).


Pemerintah mulai hari ini menghapus Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk sejumlah barang impor. Dengan begitu, barang-barang elektronik, peralatan rumah tangga, alat olahraga dan musik, serta peralatan kantor dan barang-barang bermerek kebanyakan tidak lagi dikenai pajak barang mewah.

Dengan hilangnya PPnBM, pemerintah berharap harga-harga juga akan turun sehingga meningkatkan daya beli masyarakat. Namun sejumlah pihak khawatir Indonesia akan kebanjiran barang-barang impor dengan harga murah sehingga mengancam produk lokal. 

Editor: Malika

  • penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah
  • APRINDO
  • Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
  • Wakil Ketua Umum APRINDO Tutum Rahanta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!