BERITA
Pemerintah Dinilai Perlu Pertimbangkan Impor Beras
"Sebelumnya, Data Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut, setiap tahunnya ada sekitar 200 ribu hektar areal pertanaman terancam kekeringan dengan areal puso 25 ribu hektar."
Eli Kamilah
KBR, Jakarta - Pemerintah diminta untuk mendata ulang produksi
beras. Hal perlu dilakukan untuk mengantisipasi penurunan produksi beras akibat kekeringan. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi
Andreas Santosa memperkirakan ada 800 ribuan lahan pertanian di
Indonesia yang terdampak kekeringan. Itu artinya, bakal ada penurunan
produksi beras nasional hingga tiga persen. Hal itu akan berimbas pada tingginya harga beras.
"Kalau
aman tidak. Kita perlu hati-hati juga. Kita harus kroscek data dulu ke
lapangan. Kalau stok surplus hingga 5 juta ton, berarti kan tidak perlu
impor. Tetapi kan pedagang, penggilingan beras tahu, boronglah mereka
beras. Disinilah spekulan bermain," kata Dwi Andreas kepada KBR (28/7/2015).
Menurut Dwi, pemerintah
masih harus mengimpor beras hingga 1,4 juta ton untuk memenuhi kebutuhan
nasional. Sebelumnya, Data Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut,
setiap tahunnya ada sekitar 200 ribu hektar areal pertanaman terancam
kekeringan dengan areal puso 25 ribu hektar. Namun, Kementan juga
memperkirakan akan terjadi surplus produksi beras di 2015 sebesar 10,572
juta ton. Hal tersebut didapat dari hasil penghitungan Angka Ramalan
(ARAM) 1 Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, produksi pada 2015
meningkat hingga 4,704 juta ton dari produksi 2014.
- kran Impor
- Impor Beras
- spekulan beras
- data produksi beras
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!