BERITA

Menhan Prabowo: Alutsista Indonesia Sudah Tua, Mendesak Diganti

"Dengan dinamika saat ini, alutsista Indonesia mendesak untuk diganti. "

Wahyu Setiawan

Menhan Prabowo: Alutsista Indonesia Sudah Tua, Mendesak Diganti
Pasukan pengaman VVIP dengan senjata lengkap di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (28/2/2017). Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan banyak alat utama sistem senjata (alutsista) milik Indonesia yang kondisinya sudah tua. Prabowo menilai, dengan dinamika saat ini, alutsista Indonesia mendesak untuk diganti. Hal itu disampaikan Prabowo usai rapat tertutup dengan Komisi Pertahanan DPR, Rabu, 03 Juni 2021.

"Sebagaimana diketahui banyak alutsista kita sudah tua, sudah saatnya memang mendesak harus diganti. Kebutuhan-kebutuhan sangat penting dan kita siap untuk menghadapi dinamika lingkungan strategis yang berkembang dengan sangat pesat," kata Prabowo di Kompleks Parlemen usai rapat tertutup dengan DPR, Rabu (2/6/2021).

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelaskan, rapat dengan anggota DPR membahas mengenai anggaran Kemenhan di 2022. Dia juga mengaku diminta menjelaskan mengenai konsep rencana induk ke depan. Prabowo mengklaim, tengah menyusun rencana tersebut.

"Ada juga isu-isu di luar dan sebagainya, saya jelaskan satu per satu. Rencana ini masih kita godok bersama Bappenas, bersama Kementerian Keuangan, dan pemangku-pemangku kepentingan lainnya," ungkapnya.

Sebelumnya, rencana pembelian Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpahankam) senilai RP1,7 kuadriliun menjadi sorotan. Rencana itu termuat dalam dokumen Rancangan Peraturan Presiden tentang Pembelian Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) yang kadung bocor ke publik.

Editor: Sindu Dharmawan

  • Alutsista
  • alpahankam
  • Kemenhan
  • DPR
  • Komisi I
  • Senjata
  • Prabowo Subianto
  • Anggaran Alutsista

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!