BERITA

Menteri Anies Cek Info Guru-guru di Poso Takut Mengajar Karena Santoso

""Kita langsung akan follow up cek di lapangan dari sisi Dikbud apa saja yang terjadi?""

Ria Apriyani

Menteri Anies Cek Info Guru-guru di Poso Takut Mengajar Karena Santoso
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan (Foto: KBR)

KBR, Jakarta- Pemerintah bakal mengecek informasi yang menyebut guru-guru di beberapa sekolah di Poso tidak mau mengajar karena takut pada kelompok Santoso. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan kementeriannya telah menerima laporan tersebut.


Hari ini Anies melaporkan hal tersebut ke kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.

"Kita langsung akan follow up cek di lapangan dari sisi Dikbud apa saja yang terjadi? Apa benar guru meninggalkan sekolah? Harus dicek. Status saya terima laporan. Nanti kita verify," kata Anies di kantor Kemenkopolhukam, Jumat (06/03).

Sementara itu Menkopolhukam Luhut B. Panjaitan menyebut, penyelesaian masalah di Poso, bukan hanya soal keamanan saja.

"Poso tadi kita evaluasi semua Poso progresnya sangat baik. Dan kita mendekati penyelesaian Poso itu holistik tidak hanya bicara masalah Santoso, tapi juga pendidikan, terus kesehatan, dana desa, masalah guru, masalah pesantren, kyai-kyai. Kira-kira gitu," kata Luhut usai rapat lintas kementerian dan lembaga soal Poso, Jumat (3/6/2016).

Saat ini Pemerintah sudah memutuskan operasi Tinombala guna memburu kelompok Santoso diteruskan. Luhut optimis Santoso akan berhasil ditangkap dalam waktu dekat.

"Kita jalan terus operasinya. Sekarang saya kira kekuatan Santoso sudah jauh berkurang. Kita sekarang sudah semakin dekat ke sasaran, Insya Allah tidak terlalu lama kita bisa," tambahnya.

Namun terkait anggaran yang dikucurkan untuk membiayai kelanjutan operasi ini, Luhut bungkam.

Editor: Dimas Rizky
  • teroris poso
  • pendidikan
  • kelompok santoso

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!