BERITA

Konsumen Indonesia Belum Sadar Produk yang Ramah Lingkungan

"Jakarta dan Medan minim kesadaran akan produk yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan kesehatan."

Stefanno Reinard Sulaiman

Konsumen Indonesia Belum Sadar Produk yang Ramah Lingkungan
Foto: Mongabay

KBR, Jakarta – Organisasi Lingkungan Hidup Internasional atau WWF menilai konsumen Indonesia belum menyadari pentingnya menggunakan produk minyak sawit yang berkelanjutan. Hal ini disampaikan Deputi Direktur Transformasi Pasar WWF Indonesia, Irwan Gunawan.

"Consumer lifestyle ini masih ada di situ dan kita mau mendorong ini ada supaya konsumen di Indonesia naik kelas,” jelas Irwan dalam Diskusi Kesadaran Konsumen Mengenai Produk Sawit yang Berkelanjutan di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Rabu (10/6).


Ia mengatakan, masyarakat Indonesia masih membeli produk-produk di pasaran berdasarkan harga yang murah, sehingga faktor melestarikan lingkungan hidup masih dipinggirkan.


“Memang ini kalau di Indonesia sendiri isu lingkungan belum jadi on top of the people’s mind karena memang konsumen kita masih melihat harga terutama sebagai faktor penentu pilihan konsumen. Kalau isu apakah ini soal kesehatan lingkungan itu kedua dan ketiga," tambahnya.


Menurut Irwan, minyak sawit yang tidak diproses dengan memerhatikan lingkungan hidup merugikan beberapa aspek. Antara lain, penggundulan hutan dimana ada konversi hutan primer menjadi perkebunan. Kemudian hilangnya keanekaragaman hayati akibat perubahan ekosistem. Lalu, adanya pencemaran sungai atau erosi akibat adanya industri sawit.


“Yang jelas sekarang kebun-kebun sawit ilegal itu sudah mulai merambah ke daerah lindung atau taman nasional. Contohnya di Riau kemudian di Kalimantan. Ini kan dampak riilnya ke masyarakat sekitar situ, dan kalau itu ada di daerah aliran sungai yang jelas saat musim banjir karena daerah tangkapan airnya di atas itu rusak jadi tanahnya tidak bisa menyimpan air dan banjir. Itu sudah riil,” tutur Irwan.


Selain itu, menurut Direktur Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Indonesia, Desi Kusumadewi, ketidaksadaran ini juga disebabkan oleh masih minimnya produk-produk yang bersertifikat sawit berkelanjutan atau disebut Certified Sustainable Palm Oil (CSPO). Hal tersebut kata dia disebabkan produsen-produsen masih melihat pasar Indonesia yang belum menginginkan produk-produk yang mengandung sawit berkelanjutan.


Oleh karena itu, kata dia, konsumen Indonesia diharapkan untuk sadar terlebih dahulu bahwa produk-produk yang dikonsumsi tiap hari seperti sabun dan pasta gigi, masih mengandung minyak sawit yang diproses secara tidak berkelanjutan.


Sebagai informasi, berdasarkan survei kesadaran konsumen akan produk-produk tahun 2013  yang dilakukan WWF Indonesia dengan AC Nielsen di sejumlah kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Ditemukan bahwa Jakarta dan Medan berada di posisi bawah yang minim kesadaran akan produk yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan kesehatan, sementara Surabaya berada di peringkat pertama dengan 26 persen.



Editor: Quinawaty Pasaribu 

  • konsumen indonesia
  • minyak sawit berkelanjutan
  • minyak sawit
  • WWF

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!