Bagikan:

Silaturahmi Partai Pendukung, Presiden Tak Bicara Politik

"Titipan besar bahwa kita harus rukun, kita harus kompak, bisa kerja sama demi bangsa dan negara."

NASIONAL

Rabu, 03 Mei 2023 07:45 WIB

Author

Heru Haetami

Partai pendukung pemerintah

Ketum partai pendukung pemerintah menyatukan tangan usai silaturahmi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (02/05/23). (Antara/Akbar Nugroho)

KBR, Jakarta-   Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku tak ada perbincangan terkait politik dalam pertemuan Presiden Joko Widodo bersama sejumlah ketua umum partai politik.

Prabowo mengatakan, pertemuan hanya berbicara mengenai perkembangan ekonomi nasional.

“Secara praktis tidak (bahas politik,red). Tetapi titipan besar bahwa kita harus rukun, kita harus kompak, bisa kerja sama demi bangsa dan negara. Intinya itu,” kata Prabowo usai pertemuan, Selasa (2/5/2023).

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Pertemuan Jokowi dengan sejumlah ketum partai  hanya membahas capaian-capaian era pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

Airlangga memastikan pertemuan juga tidak membahas s  koalisi besar partai pendukung pemerintah saat ini.

“Tadi tidak dibahas secara spesifik mengenai itu, tetapi lebih kepada tantangan perekonomian ke depan,” kata Airlangga.

 

Baca juga:

Pada Selasa (2/5/2023) malam Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah ketum parpol yang tegabung dalam koalisi pendukung pemerintahan.

Hadir dalam pertemuan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Plt. Ketum PPP Mardiono. Sementara itu, Partai Nasdem yang juga salah satu partai pendukung pemerintah terpantau tak ada dalam pertemuan tersebut.

Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

BERITA LAINNYA - NASIONAL

Bedah Prospek Emiten Energi dan EBT

Google Podcasts Ditutup Tahun Depan

Kabar Baru Jam 7

30 Provinsi Kekurangan Dokter Spesialis

Kabar Baru Jam 8

Most Popular / Trending