BERITA

Pertalite Ciptakan Mafia Migas, Ini Jawaban Sofyan Djalil

"Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil membantah jika pendistribusian produk bahan bakar minyak jenis baru Pertalite bakal menciptakan mafia migas baru. "

Wiwik Ermawati

Pertalite Ciptakan Mafia Migas, Ini Jawaban Sofyan Djalil
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (kedua kiri) bersama Menteri Perdagangan Rahmat Gobel (kedua kanan), Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dan Senior Director and Head of Asia Pasific WEF

KBR, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil membantah jika pendistribusian produk bahan bakar minyak jenis baru Pertalite bakal menciptakan mafia migas baru. Sofyan menyebut hal tersebut tergantung mekanisme impor yang dilakukan Pertamina terhadap bahan bakar tersebut. Kata dia, Pertamina juga harus mengawasi jalannya impor agar terhindar dari mafia migas.

“Siapa yang mengimpor bagaimana mekanisme Pertamina mengimpor itu yang penting. (Tapi pemerintah tidak ada masalah soal ini?) Petralite ini kan belum ada produknya jadi apa yang ada masalah. (Ini wacananya akan Mei diluncurkan?) tidak itu wacananya mereka. (Ada kemungkinan Premium benar-benar dihapus kemudian diganti 92 dan yang disubsidi pertamax 92?) Belum ada,” kata Sofyan di Jakarta, Selasa (21/5/2015).


Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil menambahkan pihaknya belum mengetahui pasti akan mekanisme impor bahan bakar baru Pertalite yang dilakukan Pertamina. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya rencana tersebut kepada Pertamina.

Sebelumnya,Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi atau Tim Antimafia Migas mempertanyakan rencana Pertamina mendistribusikan produk bahan bakar minyak jenis baru Pertalite sebagai pengganti Premium. Anggota Tim Antimafia Migas Fahmi Radhy mengatakan, BBM baru dengan kadar oktan RON itu mengindikasikan masih adanya permainan mafia migas di Pertamina.


Editor: Quinawaty Pasaribu 

  • Pertalite

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!