BERITA

Pasca Eksekusi, Menteri Susi Yakin Hubungan Indonesia-Australia Membaik

"Kata Susi, hubungan Indonesia dan Australia sudah sangat matang dan lewati banyak persoalan."

Khusnul Khotimah

Pasca Eksekusi, Menteri Susi Yakin Hubungan Indonesia-Australia Membaik
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti memberikan keterangan tentang kasus perbudakan abk asing PT Pusaka Benjina Resources (PBR), Benjina, Maluku di Kantor Kementerian KKP, Jakarta, Ra

KBR, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti optimistis ketegangan hubungan Indonesia dengan Australia tak akan berlarut-larut. Sebelumnya, Australia menarik duta besarnya pasca eksekusi mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Kata Susi, ketegangan yang saat ini terjadi mirip dengan kasus penyadapan yang dilakukan badan intelijen Australia terhadap bekas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia yakin kerjasama dengan Negeri Kanguru itu dapat terus dilakukan.

“Ini kan sama saja seperti dulu waktu isu penyadapan. Nanti juga baik. Sebetulnya hubungan Indonesia dan Australia sudah sangat matang, sudah melewati banyak persoalan," kata Menteri Susi Pudjiastuti di kantornya, Kamis (30/4/2015).

Hanya saja, ketegangan hubungan Indonesia dengan Australia berimbas pada realisasi investasi di Moro, Kabupaten Karimun. Perusahaan asal Australia PT Aquabis menunda realisasi investasinya. Padahal rencana itu semestinya dimulai pada Maret lalu dengan membangun sarana dan prasarana usaha mereka. Sementara itu, pada akhir Desember lalu, pemerintah Australia berniat menjajaki kerjasama mengatasi masalah pencurian ikan. Hal itu disampaikan Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia David Engel saat bertemu dengan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. 

Editor: Quinawaty Pasaribu

  • Eksekusi mati
  • Bali Nine
  • Hubungan Bilateral
  • Menteri susi
  • Andrew Chan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!