NASIONAL

Survey BKN Sebut 95,7 Persen ASN Inginkan Kerja Hybrid

"Cukup efisien dan efektifkah ASN jika kerja dari mana saja dengan sistem hybrid? Kita obrolin di podcast What's Trending!"

Lea Citra

Podcast What's Trending
Podcast What's Trending

KBR, Jakarta- Sebanyak 95.7% ASN setuju dengan skema kerja hybrid atau flexible working arrangement. Hasil itu diambil dari survei terhadap 8.500-an responden terkait skema kerja bagi ASN, yang dilansir laman Badan Kepegawaian Negara (BKN) awal bulan ini.

Kepala Pusat Pengembangan Kepegawaian ASN Satya Pratama menyebut survei ini dilakukan menanggapi banyaknya aspirasi para pekerja di media sosial. Aspirasi bekerja secara hybrid, kata Satya muncul karena sistem kerja dari kantor sudah berlaku kembali.

"Respons yang BKN lakukan yakni dengan melakukan survei tentang skema kerja bagi ASN. Dari 8.577 responden yang mengikuti survei, 95.7% setuju dengan skema kerja hybrid," Sapta

Baca juga:

Perkara Jastip Obat dan Berobat ke Luar Negeri

Erotomania: Delusi Dicintai Seseorang

Cek Fakta: Video yang Diklaim Penampakan Kota Gaib Saranjana dari Teropong

Namun, Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Supranawa Yusuf menilai perubahan ini akan mempengaruhi model dan pola kerja para pegawai negeri sipil. Selain soal pola dan model kerja, Supranawa mengatakan perlu adanya pemetaan soal organisasi dan jenis sektor pekerjaan apa saja yang memungkinkan diterapkan kerja sari mana saja atau Work from Anywhere (WFA).

“Salah satu isu populer yakni tentang flexible working arrangement yang akan berpengaruh pada model dan pola kerja pegawai. Pemerintah perlu menyusun kebijakan yang sifatnya mendukung, aplikatif dan impelementatif supaya tidak ada pertanyaan yang membingungkan di kemudian hari,” terang Supranawa.

Gimana Kedisiplinan ASN?

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai kebijakan ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja ASN asal diimbangi peningkatan pengawasan terhadap ASN, agar kebijakan ini tidak diragukan publik.

"Kalau pengaruhnya sih nggak ada ya. Artinya masyarakat yang sepanjang terlayani kan nggak masalah. Memang sekarang kan yang penting digital, semuanya pakai layanan digitalisasi. Tinggal bagaimana disempurnakan agar WFA ini tidak ditengarai sebagai akal-akalan ASN untuk tidak bekerja, tapi mendapatkan gaji yang terus-menerus," ungkap Trubus dalam Podcast What's Trending.

Disamping menyoroti soal kinerja ASN dan pentingnya sistem pengawasan. Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah juga mengatakan, sistem WFA bisa menghemat pengeluaran negara

"Memang kalau maunya pemerintah kan, WFA itu supaya ini, gajinya bisa diturunkan. Kan tunjangan-tunjangan itu gitu. Jadi tunjangan transportasi otomatis kan dihapus. Selama ini mereka dapat tunjangan transportasi, kalau ke kantor. Ya kalau menurut saya WFA itu dibatasi pada pekerjaan-pekerjaan, yang lebih kepada ini. Misalnya kayak perpustakaan atau pekerjaan yang kaitannya tidak langsung dengan layanan publik. Yang tidak langsung itu bisa kayak peneliti-peneliti, litbang-libang itukan banyak mereka itu ya. Jadi mereka saja," pungkasnya.

Lebih lanjut soal skema pekerjaan ASN dari mana saja. Yuk simak pembahasannya di podcast What's Trending di link berikut ini:

  • WFA
  • ASN
  • ASN inginkan kerja dari mana saja
  • kerja dari mana saja
  • Work from Anywhere
  • Work from Anywhere (WFA)

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!