KBR, Jakarta— Direktur Keuangan BP Jamsostek Asep Rahmat Suwandha menargetkan dapat mengumpulkan dana kelolaan pekerja hingga Rp1.000 triliun pada 2026.
"Dengan asumsi ada kenaikan secara signifikan dari iuran yang tahun lalu pada 2021 mencapai Rp80 triliun per tahun, dengan asumsi ada beberapa kenaikan, maka di 2026 di mana periode kepemimpinan manajemen baru ini akan selesai, maka kami menargetkan dana kelolaan untuk BP Jamsostek ini mencapai lebih dari Rp1.000 Triliun," kata Asep Rahmat, dalam diskusi Prospek & Tantangan Sinergi Penerapan Tata Kelola, Risiko, & Kepatuhan pada Organisasi Jasa Keuangan, Rabu (16/3/2022).
Baca Juga:
- Revisi Aturan JHT, Menaker: Masih Ada Waktu Hingga 4 Mei 2022
- Anggota DPR Ini Klaim Hampir Semua Fraksi Setuju Permenaker JHT Dicabut
Asep mencatat, pada minggu ini jumlah dana kelolaan pekerja yang terdaftar di BP Jamsostek sudah menyentuh Rp560 triliun.
Dana kelolaan itu masih berasal dari iuran 30,6 juta kepesertaan aktif yang terhitung sejak 31 Desember 2021. Angkat tersebut naik dibandingkan total dana investasi pada akhir 2021 yang mencapai Rp553,5 triliun.
Selanjutnya, kata Asep, untuk meningkatkan capaian pada tahun ini hingga 2026 BP Jamsostek tidak lagi fokus menjaring iuran dari pekerja di sektor formal, tetapi turut melibatkan iuran dari pekerja di sektor informal dan pekerja rentan.
"Contohnya profesi-profesi seperti petani kemudian rekan-rekan kita yang berprofesi sebagai ojek online nonASN, kemudian juga misalnya para penjaga rumah ibadah, marbot, penjaga gereja dan yang lainnya. Termasuk perangkat-perangkat pemerintah sampai RT dan RW," sambung dia.
Sebelumnya, pada akhir 2021, BP Jamsostek berhasil mencetak hasil investasi sebesar Rp35,36 triliun. Realisasi hasil investasi itu naik sebesar 9,37% secara tahunan atau year on year (yoy).
Editor: Agus Luqman