NASIONAL

Harga Gandum di Pasar Dunia Melonjak, Produsen Berencana Naikkan Harga Makanan Minuman

""Belum tahu [kapan kenaikannya]. Kita melihat situasi yang ada dan kita berharap perang tidak lama. Sehingga kita menyesuaikan dan harga tidak perlu dinaikkan lagi.""

Ranu Arasyki

Iluatrasi: Invasi Rusia Warga tiba di penyebrangan perbatasan Ukraina di Medyka, Polandia. Sabtu, (2
Iluatrasi: Invasi Rusia Warga tiba di penyebrangan perbatasan Ukraina di Medyka, Polandia. Sabtu, (26/02/22). (Foto: Antara/Reuters/Kuba+Stezycki)

KBR, Jakarta— Produsen gandum Indonesia berencana menaikkan harga secara bertahap menyusul kenaikan harga komoditas tersebut di pasar global yang kini tidak dapat terbendung. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman membeberkan, pelaku usaha gandum dalam negeri akan menaikkan harga sebesar 3-5 persen. 

Penaikan harga terpaksa dilakukan, mengingat saat ini kenaikan harga gandum di pasar dunia sudah mencapai 10-15 persen. Namun demikian, Adhi Lukman belum bisa memastikan kapan pelaku usaha beramai-ramai menaikkan harga tersebut.

"Produsen pasar gandum belum menaikkan harga. Tapi saya dapat informasi mereka akan menaikkan harga secara bertahap rata-rata sekitar 3-5 persen sekali kenaikan. Tidak sekaligus mengikuti harga global sekitar 10-15 persen. Itu belum tahu [kapan kenaikannya]. Kita melihat situasi yang ada dan kita berharap perang tidak lama sehingga kita menyesuaikan dan harga tidak perlu dinaikkan lagi," katanya kepada KBR, Jumat (11/3/2022).

Baca Juga:

Adhi mengatakan saat ini industri makanan dan minuman lebih memilih tidak menaikkan harga lantaran kenaikan harga di tingkat produsen akan berpengaruh kepada penjualan dan daya beli masyarakat. Apalagi, lanjutnya, sekarang ekonomi masyarakat masih dalam tahap pemulihan. 

Adi memastikan pasokan gandum dalam negeri masih dapat terpenuhi pada tahun ini kendati perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung. 

Dia mengatakan, pada tahun lalu Indonesia mengimpor gandum untuk kebutuhan nasional sebesar 11,5 juta ton. 

Pemasok terbesar gandum ke Indonesia adalah Australia yang jumlahnya sekitar 40 persen, disusul Ukraina sekitar 26 persen, Kanada 17 persen, dan dari negara lainnya seperti Amerika, India, dan Turki.

"Industri makanan dan minuman itu selalu membawa perencanaan. Tidak bisa mendadak mengikuti naik turunnya harga komoditas tersebut. Saat ini memang belum terpengaruh ke harga jual industri makanan dan minuman karena kita juga masih memiliki stok. Kalau dari laporan para pelaku industri gandum, stok nasional masih sekitar dua bulan," imbuhnya.

Adhi bercerita, kenaikan harga gandum hingga 15 persen di pasar dunia disebabkan masih berlanjutnya invasi Rusia ke Ukraina. 

Menurut dia, kenaikan harga sudah terjadi sejak 2020 di saat Indonesia dalam situasi pandemi. Jika dihitung, kenaikan harga gandum sudah menyentuh 41 persen dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Editor: Agus Luqman

  • gandum
  • Inflasi
  • kebutuhan pokok naik
  • harga sembako
  • Ukraina

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!