BERITA

Restorasi Gambut, BRG Pakai Teknologi Jepang

""Alat itu bisa mengukur tingginya permukaan air, bisa mengukur temperatur, bisa mengukur juga kelembaban""

Ade Irmansyah

Restorasi Gambut, BRG Pakai Teknologi Jepang
Personel Satgas Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) Propinsi Riau menyelesaikan pembuatan Kanal Blocking (Sekat Kanal) di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (11/3). (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut (BRG) bakal menggunakan teknologi dari Jepang bernama Sensory Data Transmission Service Assisted by Midori Engineering (Sesame) untuk menjaga agar lahan gambut tetap basah sepanjang tahun. Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengatakan, alat ini nantinya bakal ditanam di lahan-lahan gambut untuk memantau kadar air lahan gambut.

Tujuannya kata dia, agar dapat dideteksi kelembaban lahan gambut sehingga bisa diantisipasi kebakaran lahan karena sebelum terbakar lahan bisa segera dibasahi. Caranya kata dia tetap dengan mengairi lahan yang ada dengan hujan buatan atau bom air. 

"Itu dilahan gambutnya yah memang mengukurnya tidak mudah. Nah makanya kita punya program menaruh sensor di bawah permukaan lahan gambut bekerjasama dengan BPPT, Universitas lokal, kemudian universitas dari Jepang, ditaruh dibawah permukaan gambut. Alat itu bisa mengukur tingginya permukaan air, bisa mengukur temperatur, bisa mengukur juga kelembaban dan datanya dikirim real time," ujarnya kepada wartawan di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Senin (14/03).

Kata dia, saat ini alat itu sudah dipasang dan diujicobakan di Kalimantan Tengah dan dinilai sudah cukup berhasil. Oleh karenanya kata dia, alat yang merupakan hibah dari Jepang tersebut bisa diperbanyak dan dipasang di wilayah lain yang dianggap berpotensi mengalami kebakaran lahan gambut.

"Yang sudah dipasang itu di Kalteng ujicoba dan kita anggap cukup berhasil jadi mestinya sekarang dipasang tidak hanya di Kalteng tapi lebih luae. (Alatnya hibah?) Iya hibah dari Jepang. Sekarang yang kita minta lebih banyak lagi untuk di daerah lain. Dan server datanya saat ini masih di Jepang kita minta supaya ini dipindahkan ke Indonesia. Jadikan kalau itu ditaruh setiap 5 menit hingga setengah jam itu dia kirim data ke server. Jadi agar bisa langsung dianalisis dan ada tindakan, sebaiknya itu ditaruh di Indonesia," ujarnya.

Selain itu kata dia, kini pihaknya masih membuat peta lahan gambut yang bakal direlokasi di seluruh Indonesia. Kata dia, berdasarkan tugas lembaganya yang tertuang dalam Perpres, ada empat wilayah prioritas yang menjadi fokus kerja lembaganya. Di antaranya kata dia, wilayah Kabupaten Meranti.

"Dalam perpres, wilayah Meranti menjadi fokus kami tahun ini. Meski demikian kami tidak akan menutup mata dengan daerah lain seperti di wilayah Jambi meski wilayah tersebut tidak termasuk dalam perpres," ujarnya.

Saat ini pihaknya juga tengah menunggu pencairan dana lembaganya yang baru akan dianggarkan dalam RAPBN Perubahan. Meski demikian kata dia, pihaknya masih tetap bisa bekerja karena ada alokasi dana dari kementerian terkait seperti KLHK dan Kementerian Keuangan.


Editor: Rony Sitanggang

  • restorasi gambut
  • Badan Restorasi Gambut (BRG)
  • sesame
  • Sensory Data Transmission Service Assisted by Midori Engineering (Sesame)
  • Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!