BERITA

Pemerintah Diminta Sisir Seluruh Daerah untuk Deteksi Flu Burung

"ementerian Pertanian atau dinas terkait juga harus memastikan unggas yang mati, betul-betul positif flu burung"

Ika Manan

Pemerintah Diminta Sisir Seluruh Daerah untuk Deteksi Flu Burung
Ilustrasi. Peternakan unggas. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Pemerintah diminta menyisir daerah-daerah yang berpotensi terjangkiti virus flu burung. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) Aswin Pulungan mengatakan, tak hanya itu, Kementerian Pertanian atau dinas terkait juga harus memastikan unggas yang mati, betul-betul positif flu burung. "Selalu, kalau ada kematian serempak langsung dibilang flu burung, padahal belum tentu. Sebelum ini diperiksa secara betul oleh Kementan maka publik jangan percaya. Bisa saja isu flu burung ini hanya digunakan untuk pengusaha agar peternak lokal itu tak bisa ekspor," jelas Aswin kepada KBR, Jumat (25/03/2016).

Berdasarkan catatan perhimpunan, penyebaran virus flu burung ini belum banyak dan masih sporadis. Di antaranya di Tangerang dan Banyuwangi, Jawa Timur. Selain itu, kata dia, informasi ini harus melalui penelitian lanjutan. "Ini harus ada uji laboratorium dulu di masing-masing daerah. Jangan diduga diduga melulu, diduga flu burung," ujarnya.

Jika positif flu burung, maka pemerintah setempat harus memblokir akses dan jual beli unggas di daerah terjangkit flu burung. Tapi tak cukup itu, kata dia, pemerintah harus menelusuri asal-muasal virus. Sebab, pihaknya pernah menemukan, penyebaran virus ini diawali dari kandang pembibitan ayam (breeding farm). "Sekarang ini, kalau mau buka-bukaan, bukan ayam kampung saja yang terkena flu burung. Breeding Farm, budidaya ayam parent stock juga terkena itu. Pemerintah harus mengungkap. Bisa jadi biang kerok dari flu burung ini dari situ," ungkap Aswin.

Aswin melanjutkan, "Kami pernah menemukan di Subang itu kasus flu burung yang dari Breeding farm". Namun kata dia, temuan ini harus dicek lebih lanjut.

Selain itu, ia juga mengingatkan pemerintah untuk memberikan asuransi pertanian bagi peternak yang merugi akibat ribuan unggasnya terserang flu burung. "Harusnya ada asuransi pertanian segera. Peternak yang budidayanya terkena flu burung itu harus ada kompensasi supaya bisa berbudidaya lagi. Kerugian itu, karena belum bersifat menyeluruh maka kami belum bisa menghitung kerugian. Hitungannya, 1 ekor ayam nilainya Rp 20.000. Kalau di satu tempat ada ribuan, maka dikalikan saja," Aswin merinci.

Agar tak menimbulkan kerugian mencapi ratusan miliar Rupiah seperti yang lalu-lalu. "Lokalisasi segeralah daerah yang terjangkit flu burung. Lalu sosialisasi bagaimana penanganan unggas yang terjangkit flu burung. Kemudian, memberi pengertian ke masyarakat, jangan takut mengonsumsi unggas yang sehat meski di lokasi flu burung. Karena dengan pemasakan dan pemanasan yang tepat, virus akan mati. Dampaknya juga masyarakat dulu trauma lalu makanan diganti ikan asin," pungkasnya. 

  • flu burung

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!