NASIONAL

Bapanas Memperkirakan Indonesia Surplus Beras 10,46 Juta Ton di Akhir 2024

"Harga beras di tingkat konsumen masih tinggi. "

Astri Yuanasari

Bapanas Memperkirakan Indonesia Surplus Beras 10,46 Juta Ton di Akhir 2024
Ilustrasi beras impor untuk bansos tiba di Kupang, NTT, Sabtu, (20/05/2023) (FOTO: ANTARA)

KBR, Jakarta- Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan Indonesia akan surplus beras 10,46 juta ton di akhir 2024.

Hal ini disampaikan Deputi bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin, 12 Februari 2024.

Andriko menyebut, perkiraan ini berdasarkan prognosa neraca pangan nasional periode Januari-Desember 2024 yang telah dirilis Bapanas.

Ia menjelaskan, di 2024 ada carry over stok beras 2023 sebanyak 7,3 juta ton, dengan perkiraan produksi dalam negeri di 2024 mencapai 31,9 juta ton.

"Kemudian rencana impor Januari sampai Desember 2024 ada sekitar 2,4 juta, sehingga total ketersediaan kita 41,6 juta. Kebutuhannya 31,2, sehingga pada akhir tahun nanti kalau semua skenario ini berjalan dengan baik kita akan ada surplus beras 10,46 juta," kata Andriko dalam Rakor Inflasi Daerah 2024 yang gelar hybrid, dan dipantau KBR via YouTube Kemendagri, Senin, (12/2/2024).

Andriko menjelaskan, prognosa neraca pangan nasional juga digunakan untuk menghitung ketersediaan komoditas lain, seperti jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, gula pasir, daging, dan telur.

"Tadi memang benar ada beberapa catatan dari Pak Menteri yang diingatkan untuk kita semua ini pengadaan dari impor untuk komoditas-komoditas seperti kedelai, bawang putih, gula pasir, dan daging, ya, harus bisa dipastikan tepat jumlah dan tepat waktunya," kata dia.

Selain itu, Bapanas juga ingin mendorong peningkatan produksi dalam negeri, agar penyerapan untuk pengadaan cadangan pangan bisa dimaksimalkan dari domestik.

HET Masih Tinggi

Bapanas mencatat harga beras di tingkat konsumen masih tinggi. Untuk beras medium dan premium di semua zona masih lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Andriko memerinci, beras medium zona I berada 23,39 persen di atas HET, zona II 20,63 persen, dan zona III 49,66 persen.

"Demikian juga beras premium di zona 1 zona 2 dan zona 3 juga mengalami kenaikan lebih tinggi 10% di atas HET. Beras premium zona I 9,25 persen, beras premium zona II 11,34 persen, beras premium zona III 42,57 persen," kata Andriko dalam Rakor Inflasi Daerah 2024, Senin, (12/2/2024).

Andriko menambahkan, harga beras tertinggi hari ini, Senin, (10/02), ada di beberapa provinsi di wilayah timur. Yakni, Nusa Tenggara Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat, Maluku Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah.

Pantauan KBR di situs harga pangan bi.go.id, harga rata-rata beras medium I per Senin, (12/02), Rp15.300, naik 0,99 persen atau Rp150 per kilogram. Sedangkan untuk beras kualitas medium II, harganya Rp15.150, naik 1 % atau Rp150 per kilogram.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Harga Beras
  • Beras
  • Bapanas

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!